SUARA INDONESIA

Keren, Pensiunan Guru di Jombang Berinovasi Ciptakan PLTS Ramah Lingkungan 

Gono Dwi Santoso - 11 September 2023 | 18:09 - Dibaca 898 kali
Features Keren, Pensiunan Guru di Jombang Berinovasi Ciptakan PLTS Ramah Lingkungan 
Riyanto (64) saat mengecek panel pembangkit listrik tenaga surya ( PLTS) di lantai dua rumahnya di kelurahan Kaliwungu, Kecamatan Jombang kabupaten Jombang,Senin (11/09/2023).( Foto: Gono Dwi Santoso/Suaraindonesia.co.id).

JOMBANG, Suaraindonesia.co.id - Berawal dari hobi senang terhadap dunia elektro, Riyanto (64) warga Kelurahan Kaliwungu, Jombang, membuat pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang ramah lingkungan di lantai dua rumahnya.

Ditemui dirumahnya,Riyanto sedang menunjukkan rangakaian eletronik yang ada di lantai dua rumahnya. Ia menujukan beberapa komponen kelistrikan, mulai power inverter, MCB, solar charger controler (SCC) dan beberapa baterai yang berukuran besar.

Dirinya menjelaskan, PLTS mini dirumahnya ini berawal dari terik surya yang ditangkap panel. Setelah itu, energi yang dihasilkan panel masuk ke Miniature Circuit Breaker (MCB) alias pemutus arus listrik. MCB berfungsi membagi arus listrik dari panel ke baterai. Setelah melalui MCB, listrik akan dilairkan ke SCC sebelum akhirnya diturunkan ke baterai.

"Untuk di SCC ini diatur tegangannya, dari 18 volt diturunkan jadi 14 volt. Tegangan 14 volt itu mengisi ke baterai ini. Karena kalau langsung turun 18 volt baterinya tidak kuat," paparnya.

Riyanto mengungkapkan, awalnya membeli secara bertahap lewat pasar online. Namun jika dikumpulkan estimasi hitungan total biaya untuk membeli peralatan mencapai Rp 25 juta.

"Kemungkinan biaya yang sudah di keluarkan mencapai Rp 20-25 juta. Tapi tidak terasa, karena membelinya bertahap sampai empat tahun ini," bebernya.

Ia menceritakan, setelah terkumpul, dirinya mencoba terapkan instalasi PLTS on grid atau yang masih menggunakan sumber daya utama dari listrik PLN. Awalnya ia berfikiran PLTS on grid dibuat karena biaya untuk membuat PLTS off grid memakan biaya cukup tinggi. 

"Kalau saya gunakan instalasi off grid tidak punya uang. Apalagi jumlah panel kurang untuk mencukupi kebutuhan listrik dirumah," jelasnya. 

"Karena memiliki sisa daya yang cukup banyak, meteran PLN di rumah saya sempat mengalami kerusakan, sehingga harus diganti yang baru. Begitu pula sistem PLTS harus diganti dengan sistem PLTS off grid. Kemudian sempat saya bongkar dan memanggil petugas PLN kesini," imbuhnya.

Dari hasil instalasi PLTS dirumahnya, mampu menyalakan satu kulkas dan tiga lampu selama 24 jam nonstop. Estimasi itu, jika kondisi terik berlangsung sepanjang hari seperti beberapa bulan ini. Namun jika terjadi mendung dan tidak ada terik matahari maka kulkas dan tiga lampu menyala kurang dari 24 jam. 

"Kalau cuaca panas seperti sekarang bisa menghasilkan listrik 90 persen, kalau mendung, hujan, bisa 70 persen," lanjutnya.

Ia menjabarkan, untuk instalasi pembangkit listrik tenaga surya ini dirakit mulai 2019 sampai sekarang. Dengan adanya PTLS ini biaya bulanan listriknya berkurang banyak.

"Sebelum ada PLTS, saya mengeluarkan sekitar Rp 200 ribu untuk pembayaran listrik. Namun, sekarang saya bisa menghemat hingga 65 persen berkurang sampai Rp 125 ribu, jadi bayar listrik PLN hanya Rp 75 ribu rupiah per bulan,’’ pungkasnya. (gn/amb)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Gono Dwi Santoso
Editor : Yuni Amalia

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV