JEMBER- Kenaikan angka pasien positif Covid-19 di Kabupaten Jember, mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Berdasarkan data di peta persebaran kasus Covid-19 Kabupaten Jember, pada Minggu (11/7/2021) terjadi 200 penambahan pasien terkonfirmasi baru.
Pelonjakan kasus tersebut, membawa dampak yang cukup besar bagi tenaga dan fasilitas kesehatan yang ada di Jember.
Direktur Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Soebandi Jember dr.Hendro Soelistijono menjelaskan, saat ini kapasitas di RS dr.Soebandi telah terisi hingga 95 persen.
"Dari kapasitas yang tersedia saat ini, sudah terisi lebih dari 95 persen," jelasnya. Senin (12/7/2021)
Untuk itu, selain menggunakan tenda lapangan, rumah sakit rujukan Covid-19 tersebut, juga menyulap ambulans sebagai ruang perawatan sementara bagi pasien yang belum mendapatkan kamar.
"Itu merupakan kebijakan disaster plan, kami diperintahkan untuk tidak menolak pasien meskipun ruangan penuh. Jadi kami pakai ambulance untuk transit saja, sampai ada kamar yang bisa ditempati," ucapnya.
Sedangkan terkait ketersedian tabung oksigen, menurut dr.Hendro masih terbilang aman. Dirinya telah bekerjasama dengan TNI dan Polri, serta melakukan koordinasi bersama PT. Samator yang merupakan distributor.
"Tabung oksigen kita masih aman. Karena kita dibantu oleh TNI, Polri dan sudah koordinasi dengan penyedia," lanjutnya.
Selain itu, RSUD dr Soebandi juga mendapatkan bantuan dari Bupati Jember, berupa truk agar dapat mengambil tabung oksigen secara langsung ke pihak distributor.
"Kebutuhan tabung oksigen ini kan naik dua kali lipat dan kita juga dibantu oleh bapak Bupati," pungkas Hendro.
Sementara itu, petugas Puskesmas Mangli Reni Juniawati mengatakan, pihaknya telah melaksanakan perujukan pasien Covid-19 sesuai dengan Standart Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.
"Pasien yang kami rujuk akan diperiksa terlebih dahulu oleh dokter disini. Nantinya akan dirujuk menggunakan ambulance dengan didampingi perawat, kami laksanakan sesuai SOP," tutupnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
| Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi