SUARA INDONESIA, JAKARTA - Humas Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PBPGRI) Ilham Wahyudi, mengapresiasi Aliansi Perjuangan Honorer Independen (APHI) memperjuangkan anggotanya.
Menurut Ilham, langkah berani mendatangi Menpan-RB dan DPRRI hingga mendapatkan dukungan dari anggota Komisi II beberapa hari lalu adalah langkah luar biasa.
"Aktivis memang harus begitu. Demi kesuksesan anggotanya, harus tampil berani bersuara dan berani menjemput bola. Itu luar biasa," terang Ilham menyampaikan, Jumat (09/03/2024).
Dirinya memandang, selama dirinya menjadi aktivis dirinya mengakui, baru periode ini honorer tenaga kesehatan berani lantang bersuara.
"Sebelum-sebelumnya, biasanya setelah ada tekanan kebanyakan tiarap. Untuk kali ini, kami sesama aktivis lintas profesi sangat mengapresiasi," paparnya.
Pria kelahiran Madura ini juga ikut mendorong, agar honorer tenaga kesehatan bersatu.
"Jangan terpecah-pecah. Tetap berjuang dan bersuara. Karena menyampaikan aspirasi itu dijamin oleh Undang-undang. Senyampang prosedur silahkan," katanya.
Kendati begitu, dirinya juga mengakui, selama Bupati H.Hendy memimpin, kebebasan berpendapat dihargai.
"Buktinya, apa yang diperjuangkan honorer didukung dan tidak ada ancaman. Ini sangat luar biasa," katanya.
Di tempat terpisah Ketua Aliansi Perjuangan Honorer Independen (APHI) Ratih Diah Palupi, membenarkan, bahwa dirinya sudah berjuang ke Jakarta.
Diakuinya, kedatangannya dalam rangka berjuang ikut mendorong pemerintah pusat, agar kuota Pemkab Jember kuota ASN di Kabupaten Jember ditambah.
"Itu sebagai bentuk ikhtiar kita. Alhamdulillah diterima baik dan diapresiasi. Kita serahkan juga data honorer nakes ke Kemen-PAN dan DPR RI," lugasnya.
Lebih jauh Ratih menyampaikan, kehadiran APHI bukanlah oposisi pemerintah atau organisasi ilegal.
"Justru kita adalah mitra pemerintah, yang siap bersinergi dengan pemerintah. Apalagi, kita organisasi resmi yang sudah ber-SK Kemenkumham yang fokus memperjuangkan anggotanya," tutupnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Yuni Amalia |
| Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi