SUARA INDONESIA

Aplikasi Deteksi Stunting Terus Dikenalkan Unair Surabaya ke Masyarakat Banyuwangi

Muhammad Nurul Yaqin - 30 June 2024 | 12:06 - Dibaca 1.33k kali
Kesehatan Aplikasi Deteksi Stunting Terus Dikenalkan Unair Surabaya ke Masyarakat Banyuwangi
Prodi Statistika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair Surabaya saat melakukan pengabdian di Puskesmas Sobo, Banyuwangi. (Foto: Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

SUARA INDONESIA, BANYUWANGI - Prodi Statistika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya terus gencar diperkenalkan adalah aplikasi deteksi stunting.

Aplikasi ini merupakan hasil kolaborasi antara dosen dan mahasiswa Prodi Statistika Unair, yang bertujuan untuk membantu pemerintah daerah, masyarakat dalam mengidentifikasi dan menangani kasus stunting.

Terbaru, Prodi Statistika Unair melakukan sosialisasi di Puskesmas Sobo, Banyuwangi, yang diikuti sebanyak 75 ibu kader Posyandu baik secara offline maupun online, Sabtu (29/6/2024) kemarin.

Aplikasi deteksi stunting yang dikembangkan Prodi Statistika Unair cukup menggunakan gadget. Para kader Posyandu dan ibu-ibu yang memiliki balita sudah bisa mengecek status gizi balitanya dan tumbuh kembang anak.

Ketua Tim Kegiatan Pengabdian, Dr Nur Chamidah, M.Si mengatakan bahwa, penggunanya hanya tinggal memasukkan tanggal lahir balita, berat dan tinggi badan.

Kemudian akan muncul tiga indeks. Yaitu berat badan berdasarkan usia, tinggi badan menurut usia, dan indeks massa tubuh menurut usia.

“Sehingga dari sini terpantau dari balita ibu-ibu status gizi balitanya seperti apa. Karena bisa diakses dimanapun dan kapanpun secara real time,” ungkapnya.

Selain itu ada juga yang berbasis web. Ini dipergunakan untuk database. Terutama laporan seluruh anak balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas.

“Jadi semua data yang diinput melalui handphone oleh ibu kader itu nantinya masuk di excel. Nah, para bidan, puskesmas tinggal mendownload data tersebut jika sewaktu-waktu diperlukan,” katanya.

Dr Nur Chamidah menyampaikan, sosialisasi sadar gizi di Banyuwangi ini merupakan kali kelima yang digelar rutin setiap tahun.

“Sebelumnya kita awali di Kertosari, Kabat, Tampo, dan selanjutnya di Sobo. Alhamdulilah para kader Posyandu dan Puskesmas banyak terbantu adanya aplikasi yang kami buat ini,” sambungnya.

Ia menyebut, ada tiga yang dikenalkan. Pertama adalah aplikasi berbasis Android bernama KMS Balita Jatim, selanjutnya website bernama kms.statistika-unair.org, terakhir Program R-Shiny yang merupakan Open Source Software (OSS).

“Ini sosialisasi hasil penelitian kami yang dilanjutkan dengan pengabdian kepada masyarakat. Jadi ada manfaatnya, tidak sekadar dipublikasikan baik di jurnal nasional maupun internasional, tapi juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” cetusnya.

Chamidah menambahkan, melalui berbagai upaya ini, diharapkan bisa membantu program Pemkab Banyuwangi menuju zero stunting. “Angka stunting di Banyuwangi memang sudah rendah. Akan tetapi, terus kami dorong untuk benar-benar menjadi zero stunting,” tegasnya.

Menurutnya, program ini tidak hanya akan dilakukan di Banyuwangi melainkan dengan jangkauan yang lebih luas ke kabupaten lain di Jatim dengan angka stunting yang masih tinggi. “Kita terus maksimalkan program pengabdian ini. Kedepan semoga bisa terus berlanjut dan menjangkau kabupaten lain diluar Banyuwangi,” ucapnya.

Ia menambahkan, secara formil ibu-ibu kader yang dilatih menunjukkan perkembangan pesat dari hasil penilaian mulai pre test dan post test untuk pengetahuan terkait gizi keluarga menuju keluarga sadar gizi.

“Hasil testimoni wordcloud yang kami buat saat pengabdian menunjukkan bahwa mayoritas dari ibu-ibu kader merasakan manfaat dan terbantu dari kegiatan ini,” ungkapnya.

Sedangkan perwakilan Puskesmas Sobo juga menyambut baik program dari Prodi Statistika Unair ini. Seperti yang diungkapkan dr Dian Ayu Indrianingsih, salah satu dokter di Puskesmas Sobo.

“Kami berterima kasih kepada Unair yang telah mengembangkan aplikasi ini. Kami akan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya untuk kebaikan anak-anak Banyuwangi," ujarnya.

Dengan adanya aplikasi deteksi stunting ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya pemantauan pertumbuhan anak dan penanganan dini stunting. Inovasi ini menjadi langkah maju dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak di Indonesia. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV