MAJENE, suaraindonesia.co.id -Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) Majene menggelar seminar nasional kepemiluan.
Seminar dengan tema Mewujudkan Pemilu yang demokratis dan Berintegritas menghadirkan
Pimpinan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Republik Indonesia (DKPP RI), Ratna Dewi Pettalolo sebagai pemateri.
Selain DKPP, turut jadi pemateri dalam acara tersebut Ketua Pusat Studi Pemilu dan Politik Lokal (PUSMIPOL) Unsulbar, Farhanuddin dan Ketua KPU Kabupaten Majene, Munawir.
Kegiatan berlangsung di aula Theather Kampus Padha - Padhang, kelurahan Tande Timur, Majene, Jumat, 06 Oktober 2023 kemarin. Peserta hadir sekitar 200 orang terdiri dari dosen, mahasiswa serta unsur penyelenggara pemilu.
Pimpinan DKPP-RI Dewi Pettalolo mengapresiasi langkah Prodi Ilmu Politik FISIP Unsulbar yang menggelar seminar tentang pemilu karena menjadi sarana literasi bagi publik berpartisipasi aktif mengawal penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil.
Menurutnya pemilu merupakan amanah konstitusi, sehingga penting untuk memperoleh kepercayaan publik terhadap hasil penyelenggaran pemilu yang jujur dan adil.
Dihadapan peserta, ia juga menyampaikan pentingnya integritas pemilu karena akan menguatkan legitimasi eksekutif maupun legislatif dalam penyelenggaraan pemerintahan.
"Para mahasiswa nanti saat selesai mencoblos, jangan langsung pulang, ikuti, pantau penghitungan suara, rekam, videokan proses penghitungan di TPS," pesannya.
Di tempat yang sama, Ketua Program Studi Ilmu Politik, Asriani menyampaikan berbagai tahapan pemilu yang segera dihadapi merupakan masa masa krusial untuk kesuksesan pemilu.
Diantaranya penetapan Daftar Calon Tetap (DCT), Kampanye, Logistik hingga Pemungutan suara.
Oleh karena itu, kata dia melalui seminar tersebut menjadi wadah literasi akademik untuk meningkatkan kualitas pemilu.
"Dalam kajian kami, semua tahapan pemilu itu penting. Namun mendekati pemungutan suara, urgensitas tahapan pemilu makin tinggi, misalnya kampanye, itu wajib menjadi perhatian bersama, jangan sampai kompetisi perebutan dukungan justru menjadi konflik berdarah," sebutnya.
Sementara Ketua Pusat Studi Pemilu dan Politik Lokal (PUSMIPOL) Unsulbar, Farhanuddin memaparkan tentang data jumlah pemilih tetap pada pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih.
Disebutkan jumlah pemilih pemula dan pemilih muda mencapai lebih dari 50 persen, dengan rincian, pemilih berumur 17 sampai dengan 30 tahun mencapai 63 juta orang lebih, pemilih berusia 31 hingga 40 tahun mencapai 42 juta lebih.
Menurutnya, dengan jumlah pemilih pemula dan pemilih muda yang tinggi itu sangat menentukan nasib bangsa. Oleh sebab itu, pentingnya mendorong partisipasi menyalurkan hak pilihnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan terkait keterlibatan anak muda dalam ikut mengawasi proses dan tahapan tahapan pemilu.
"Demokrasi Deliberatif yang diperkenalkan Bessette (1980) adalah bentuk partisipasi lebih aktif warga negara, partisipasi model Deliberasi adalah proses sebelum memberikan suara mempertimbangkan pilihan-pilihan yang ada dengan teliti dan saksama." kata Farhanuddin.
Sedangkan ketua KPU Majene, Munawir menjelaskan terkait beberapa tahapan krusial penyelenggaraan pemilu kedepannya
Ia menyebut tahapan dinilai krusial antara lain pendistribusi logistik, pungut hitung, rekap suara dan sengketa pemilu.
"Untuk adik - adik mahasiswa kami buka ruang untuk ikut serta di berbagai tahapan pemilu, misalnya saat penyiapan logistik, bisa ikut terlibat sortir dan pelipatan, kemudian terbuka juga kesempatan untuk menjadi penyelenggara di tingkat TPS yaitu KPPS," kata Munawir. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Hasan Basri |
| Editor | : Wildan Muklishah |
Komentar & Reaksi