Kota Malang, Suaraindonesia.co.id - Memperingati Sumpah Pemuda, Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur (JKJT) bersama relawan menggaungkan semangat persatuan dan kesatuan bertemakan 'Kita Beda, Kita Bersaudara' pada Sabtu (28/10/2023) malam.
Acara yang digelar di halaman Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus di Kelurahan Kiduldalem, Kecamatan Klojen, Kota Malang ini dihadiri tokoh agama, tokoh masyarakat dari lintas generasi. Mereka menggelorakan kembali semangat Sumpah Pemuda: 'satu nusa, satu bangsa dan satu Bahasa Indonesia'.
Selain itu, berbagai elemen masyarakat dan civitas akademika dari berbagai daerah, membaur dan menyatu dalam kebhinekaan dengan menampilkan keragaman budaya Nusantara.
Ketua umum Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur (JKJT), Agustinus Tedja Buwana mendorong generasi muda untuk tidak terjebak kepada hal-hal yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan apapun alasannya.
"Mereka datang dengan hati, kita tidak pernah memaksakan mereka harus datang dan animo mereka luar biasa," terang pria yang biasa disapa ayah Tedja.
Lebih lanjut, Tedja menjelaskan dalam peringatan hari Sumpah Pemuda kali ini, ada 100 Universitas di Indonesia turut hadir mulai Aceh sampai dengan Papua dengan masing-masing perwakilan universitas dua orang.
Dalam kesempatan tersebut, Tedja memberikan apresiasi dan menghargai kehadiran anggota TNI, Polri dan Brimob. Namun begitu, Tedja mengutarakan kekecewaannya kepada pemerintah yang tidak hadir saat ada peringatan hari sumpah pemuda.
" Yang saya sesalkan dalam kegiatan ini adalah animo walikota, pemerintahan kita, kalau kita lihat jujur tidak memiliki sense of belonging soal persatuan dan kesatuan," tegasnya.
"Mereka lebih suka seremonial dari pada menghargai anak-anak yang berkumpul di tempat ini, untuk Forkompinda maaf saya katakan negatif," katanya
"Ke depan anak-anak kita harus bisa membuat acara seperti ini lebih hebat dan kita semua harus siap mendukung mereka," pungkasnya. (Agus)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Agus Sulistya |
Editor | : Danu Sukendro |
Komentar & Reaksi