SUARA INDONESIA

Penyebab Bocah 11 Tahun Tewas Gantung Diri di Banyuwangi Masih Misterius

Muhammad Nurul Yaqin - 23 January 2024 | 16:01 - Dibaca 666 kali
News Penyebab Bocah 11 Tahun Tewas Gantung Diri di Banyuwangi Masih Misterius
Kasatreskrim Polresta Banyuwangi Kompol Andrew Vega. (Foto: Muhammad Nurul Yaqin/Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, BANYUWANGI -  Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan menginspirasi siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Penyebab kematian EF (11), bocah laki-laki kelas 5 MI asal Wongsorejo, Banyuwangi, hingga kini masih misterius. Polisi kesulitan menyelidiki penyebab kematian EF karena orang tua kandung korban menolak untuk dilakukan autopsi.

Kini, jenazah EF yang ditemukan tewas gantung diri di kandang sapi itu telah diserahkan kepada pihak keluarga.

Kasatreskrim Polresta Banyuwangi Kompol Andrew Vega mengatakan, ibu kandung korban telah ikhlas dan menerima kepergiannya.

Sebelum itu, ibu kandung sempat menghendaki agar jasad anaknya dilakukan autopsi. Setelah dipertimbangkan kembali, keputusan akhir sang ibu kemudian menolak.

“Alasannya, karena ibu kandung merasa kasihan dan tidak tega. Sebelum mendapat berita duka, ia belum melihat kondisi jenazah anaknya,” kata Vega.

Diketahui, selama ini korban tinggal dan jadi anak angkat dari pasangan Moh Anshori dan Misrihati sejak usia 2 tahun.

Sementara orang tua kandungnya berdomisili di Surabaya. Saat insiden terjadi, sang ibu berada di Ponorogo. Ia tiba di Banyuwangi, Selasa (23/1/2024) pagi.

“Jasad tidak jadi diautopsi. Pemeriksaan hanya dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan saksi-saksi di sekitar TKP mulai keluarga, tetangga dan pihak sekolah,” kata Vega.

Kasus kematian EF terus diselidiki kepolisian untuk mengetahui penyebabnya. Vega mengaku akan melibatkan Dinas Sosial, Bapas, hingga psikolog forensik.

“Kemungkinan murni bunuh diri, kemungkinan lain-lain belum tahu. Masih terus kita dalami,” tegasnya.

Vega mengatakan, kondisi anak di keluarga tidak bermasalah alias baik-baik saja. Akan tetapi, dari keterangan guru, belakangan ini korban sedikit murung.

Informasi yang dihimpun kepolisian, sang anak juga jarang tidur di rumahnya, melainkan tidur di musala. Karena selepas Subuh, korban mengaji di musala sekitar.

“Kasus kematian EF terus berlanjut. Kita coba libatkan tenaga dari Dinsos dan stakeholder terkait dengan kasus ini,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, bocah 11 tahun berinisial EF, warga Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.

Pelajar laki-laki yang masih duduk di bangkus kelas 5 MI ini ditemukan tewas tergantung di sebuah kandang sapi, Senin (22/1/2024), pukul 08.00 WIB.

Korban pertama kali ditemukan paman yang sekaligus ayah angkat korban. Ayah angkat korban setiap hari memberikan pakan sapi di kandang.

Setiba di kandang, ia kemudian dikejutkan dengan EF sudah dalam posisi gantung diri. Saksi sontak teriak melihat apa yang ada di depannya. Bersamaan dengan itu, warga sekitar berdatangan dan membantu menurunkan korban.

Pascadievakuasi, korban langsung dibawa ke rumah duka. Kejadian ini diteruskan ke Kepala Desa Sumberkencono dan dilaporkan ke Polsek Wongsorejo.(*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV