NGAWI, Suaraindonesia.co.id - Kick Boxing Kabupaten Ngawi luar biasa. Dari 16 atlit yang diikutkan dalam Kejuaraan Kick Boxing 2023 di Gresik, Sabtu-Minggu (01-02/07/2023), hampir semuanya meraih medali.
Dalam kejuaraan yang digelar di Wahana Ekpresi Poesponegoro Kabupaten Gresik itu Kick Boxing Indonesia (KBI) Kabupaten Ngawi mengirimkan 16 atlet. Semuanya telah didaftarkan ke BPJS Ketenagakerjaan, sehingga mereka bertanding dengan penuh semangat. Dan hasilnya, 14 diantaranya berhasil merebut medali, yakni 3 emas, 5 perak, dan 6 perunggu.
Salah satu atlit KBI Ngawi yang meraih medali emas Satrio Nuur Budi Leksono, yang sempat mengalami cidera saat laga. Tulang hidungnya patah karena pukulan lawan. Dia dilarikan ke RS Petro Gresik, dan langsung mendapat pelayanan terbaik dari rumah sakit yang juga Pusat Layanan Kecelakaan Kerja (PLKK) BPJS Ketenagakerjaan.
Cidera yang dialami Satrio Nuur tak sampai membuatnya rawat inap. Dia telah kembali ke Ngawi bersama atlit kick boxing Ngawi lainnya. Namun demikian, dia harus menjalani rawat jalan.
Pada hari Selasa (04/07/2023), Satrio Nuur mendapatkan kunjungan Kepala BPJS Ketenagakerjaan Ngawi Setyoningsih bersama Ketum KBI Jatim Wira Prasetyo Catur, Waketum KONI III Sri Budi Santoso, dan pelatihnya, Fantas di kediamannya di Dusun Nguwen, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Ngawi Setyoningsih mengatakan, Satrio Nuur adalah atlit KBI Ngawi yang baru daftar BPJS Ketenagakerjaan dan langsung mendapatkan manfaatnya.
"Dia (Satrio Nuur - maksudnya) daftar BPJS Ketenagakerjaan pagi hari di tempat pertandingan, kemudian siangnya bertanding dan mengalami cidera patah tulang hidung," tutur Nuning sapaan akrab Setyoningsih ini.
Nuning menjelaskan, Satrio Nuur bersama atlit kick boxing Ngawi yang lain dalam event ini terlindungi 2 program BPJS Ketenagakerjaan, yakni Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).
"Cidera saat bertanding termasuk kecelakaan kerja, sehingga seluruh biaya pengobatan dan perawatan hingga sembuh menjadi tanggung jawab BPJS Ketenagakerjaan," tandas Nuning sembari menambahkan bahwa program JKK bagi atlit tidak hanya saat event atau bertanding, tapi juga saat latihan, termasuk ketika berangkat dan pulang.
Nuning pun mengatakan, maksud kunjungannya adalah untuk memastikan apakah jaminan sosial ini bisa terhandle dengan baik.
"Tujuan kami memberikan pelayanan terbaik, memastikan pada peserta BPJS Ketenagakerjaan apakah sudah mendapat perawatan medis dengan baik," ucap Nuning.
"Alhamdulillah, semua berjalan dengan baik. Peserta pun tidak mengeluarkan biaya sama sekali, murni langsung dilayani dengan sangat baik, meski kepesertaannya baru setengah hari," sambung Nuning.
"Harapan kami, dengan kejadian ini, semua atlit terlindungi jaminan sosial tidak hanya saat event, tapi seterusnya, karena setiap hari mereka juga harus latihan dan butuh perlindungan," papar Nuning.
Ketum KBI Jatim Wira Prasetyo Catur menyatakan, sangat support program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi atlit. Karena, KBI Jatim maupun KBI Ngawi tidak ada anggaran khusus apabila atlitnya mengalami cidera.
"Tidak ada anggaran khusus bila atlit mengalami cidera saat latihan maupun bertanding. Karena itu, kalau tidak diikutkan BPJS Ketenagakerjaan terus terjadi resiko siapa yang menanggung," ujar Wira.
Waketum KONI III Sri Budi Santoso pun mengatakan, KONI juga mensupport bahwa setiap event semua atlit harus terlindungi program BPJS Ketenagakerjaan. "Bukan hanya atlit kick boxing saja, tapi seluruh atlit di semua Cabor harus terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan," tandasnya.
Sebelumnya, di tempat terpisah, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Madiun Zakiah menyampaikan, perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan tidak hanya untuk semua pekerja, tapi juga bagi setiap atlit.
"Manfaat program BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya memberi kepastian jaminan sosial atas resiko cidera maupun kematian atlit, tapi juga mampu menambah semangat atlit saat berlatih maupun bertanding," tuturnya. (Adv)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Redaksi |
Editor | : Satria Galih Saputra |
Komentar & Reaksi