SEMARANG, Suaraindonesia.co.id - Praktek pungutan di SMKN 1 Sale, Kabupaten Rembang terkuak setelah seorang siswi berdialog dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Warga menanyakan bagaimana nasib siswi tersebut.
Merespon hal itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah (Disdikbud) Uswatun Hasanah mengatakan, selain mendalami soal praktik pungutan itu, siswi yang membongkar soal itu juga diberi perhatian berupa pendampingan.
“Terkait siswa yang ditanyai gubernur, saat itu juga kami langsung minta dilakukan pendampingan supaya tidak terjadi perundungan. Dan harus dijamin siswa tersebut nyaman dan bisa menjalankan aktivitas seperti biasa sesuai kapasitasnya sebagai peserta didik, tanpa intervensi dari pihak manapun,” kata Uswatun Hasanah pada Rabu (12/07/2023).
Menurutnya, Kepala SMKN 1 Sale tersebut sudah dibebastugaskan dan ditarik ke Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah III Jateng. Posisi kepala SMKN 1 Sale dilaksanakan oleh pelaksana harian.
"Untuk diketahui, praktek itu terbongkar ketika Ganjar berdialog dengan para siswi di Pendopo Kabupaten Rembang hari Rabu (10/7) lalu. Siswi tersebut ditanya apakah sekolahnya membayar, ternyata dia membayar Rp300.000 dengan dalih infak," jelasnya.
Uswatun menuturkan, Dari pemeriksaan yang dilakukan Diksdikbud Jateng, pungutan atau infak pembangunan musala itu dilakukan pada 2022. Dari total 534 siswa, 460 di antaranya sudah membayar. Ada juga 44 siswa yang tidak membayar karena tergolong tidak mampu. Selanjutnya, 30 siswa tidak membayar dengan pertimbangan sudah tahun keempat.
“Sampai saat ini dana yang terkumpul Rp130 juta dan telah digunakan pada 2022 untuk pembangunan musala. Pembangunan musala saat ini sudah mencapai 40 persen,” pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Andi Saputra |
Editor | : Irqam |
Komentar & Reaksi