SUARA INDONESIA

Mahasiswa Polinema Temukan Cara Mengatasi Jamur Pada Buah Apel

Satria Galih Saputra - 02 August 2021 | 20:08 - Dibaca 2.54k kali
Pendidikan Mahasiswa Polinema Temukan Cara Mengatasi Jamur Pada Buah Apel
Salah seorang mahasiswa saat melakukan penelitian.

MALANG - Mahasiswa Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) temukan keefektifan ekstrak etanol daun sirsak sebagai fungisida jamur Colletotrichum gloeosporioides yang menyerang buah apel pascapanen.

Temuan tersebut ditemukan oleh tim mahasiswa Jurusan Teknik Kimia yakni Lailatul Restuning Putri Istiqomah (Prodi D-III Teknik Kimia), Syayyidah Fatimatuz Zahro dan Galuh Citra Cahya Rohmana (Prodi D-IV Teknologi Kimia Industri) dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE).

Ketua Tim, Lailatul Restuning Putri Istiqomah mengatakan, apel merupakan salah satu hasil pertanian unggulan Kota Batu. Buah apel sangat diminati oleh masyarakat karena kandungan vitamin A, B, dan C, serta berbagai jenis mineral yang sangat bermanfaat bagi tubuh.

Selain itu lanjutnya, kulit apel juga memiliki kandungan antioksidan terutama kuersetin yang lebih tinggi dibandingkan dengan daging buahnya. 

"Namun, penyakit busuk buah pada apel menjadi salah satu penyebab menurunnya produksi apel. Colletotrichum gloeosporioides adalah jamur penyebab penyakit busuk buah pada apel yang kerap mewabah di beberapa lokasi di Kota Batu," katanya.

Dikatakannya pula, pengendalian yang selama ini dilakukan adalah dengan menyemprotkan fungisida sintetis. Namun, penyemprotan secara berlebihan menyebabkan berkurangnya mikroorganisme tanah dan kesehatan tanah semakin menurun.

Selain itu, cairan fungisida tersebut dapat meresap ke dalam buah apel.

"Dengan mempertimbangkan hal tersebut, penggunaan fungisida nabati perlu dikembangkan untuk meminimalisir kerugian dan dampak negatif terhadap organisme non target yang disebabkan oleh aplikasi fungisida sintetis," ujarnya.

Restu mengungkapkan, daun sirsak, salah satu jenis tanaman yang tumbuh subur di Indonesia yang mengandung senyawa kimia seperti flavonoid, saponin, tanin, glikosida, annonain dan senyawa lainnya yang dapat bertindak sebagai antifeedant, racun kontak dan racun perut bagi beberapa hama tanaman.

"Ekstrak daun sirsak memiliki kandungan anti kanker, anti bakteri, aktivitas sitotoksik, dan antioksidan yang tinggi," ucapnya.

"Untuk itu, kami melakukan penelitian terhadap keefektifan ekstrak etanol daun sirsak sebagai fungisida jamur Colletotrichum gloeosporioides yang menyerang buah apel pascapanen," lanjutnya.

Ia juga mengungkapkan, saat ini, sudah pada tahap pengujian terhadap jamur Colletotrichum gloeosporioides. Setelah pengujian selesai, tim berencana untuk melakukan sosialisasi kepada petani apel di Kota Batu.

"Penelitian ini menerapkan konsep green chemistry dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan fungisida nabati daun sirsak yang ramah lingkungan dengan sumber bahan baku yang cukup melimpah dan belum banyak dimanfaatkan dapat menjadi upaya pemanfaatan potensi lokal oleh masyarakat," ungkapnya.

"Fungisida yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan produk fungisida nabati yang lebih aman dan efektif sehingga dapat meningkatkan produksi di sektor pertanian. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian lebih lanjut," katanya.

Sementara, Christyfani Sindhuwati dosen pembimbing penelitian mengungkapkan, kegiatan PKM-RE tidak hanya mengembangkan soft skill dan hard skill mahasiswa, namun juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan institusi.

"Saya berharap inovasi ini dapat memberikan manfaat terutama bagi petani apel di Kota Batu. Kegiatan PKM ini tidak hanya mengembangkan soft skill dan hard skill mahasiswa, namun juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan institusi," ucapnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Satria Galih Saputra
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV