SUARA INDONESIA

Padepokan Nyi Surti di Bondowoso Peringati Maulid Nabi dengan Konsep Ancakan

Bahrullah - 12 November 2020 | 19:11 - Dibaca 4.15k kali
Peristiwa Daerah Padepokan Nyi Surti di Bondowoso Peringati Maulid Nabi dengan Konsep Ancakan
Suasana Maulid Nabi Muhammad SAW di Padepokan Nyi Surti (foto: Bahrullah/Suaraindonesia)

BONDOWOSO- Padepokan Nyi Surti yang terletak di Desa Maskuning Kulon, Kecamatan Pujer Bondowoso, Jawa Timur memperingati maulid Nabi Muhammad SAW dengan konsep ancakan.

Momen yang sudah akan tutup bulan ini, rupanya mampu direspon dengan baik oleh para anak muda kampung di Bondowoso. Dalam hal ini diinisiasi oleh Padepokan Nyai Surti. 

Padepokan yang sengaja dibentuk sebagai tempat belajar dalam melestarikan budaya ini kerap kali tak pernah melewatkan momen-momen penting dalam perjalanan. Termasuk dalam hal ini momen kelahiran Kanjeng Nabi Muhammad SAW. yang dikemas dengan Amulod Aghung (maulid agung) dengan cara unik.

Hal ini disampaikan oleh Founder Padepokan Nyai Surti, Mohammad Afifi.

"Kita melaksanakan Molod Aghung tak lain untuk turut serta menjadi bagian dari ekspresi cinta masyarakat dan anak muda kampung untuk kanjeng Nabi Muhammad," Terang Afif pada media Suaraindonesia lewat keterangan tertulis, Kamis (12/11/2020).

Afif menuturkan, Tadak sekedar Amulod, kegiatan tersebut dikemas dengan Ancakan. Pelepah pisang yang dibentuk persegi sebagai tempat buah-buahan atau nasi untuk hidangan bagi para hadirin yang datang.

" Kita sengaja kemas dengan model ancakan dalam rangka edukasi untuk para anak muda dalam melestarikan tradisi-budaya leluhur. Minimal lewat kegiatan yang agung ini, edukasi mampu kita hadirkan untuk anak-anak muda kampung," ujarnya. 

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Habib Ahmad bin Ja'far Al Hadar, Beliau menyatakan kebanggaannya terhadap model keberagamaan islam di Indonesia.

" Saya sangat bangga dengan Indonesia di manapun, bahkan di seluruh pelosok kampung mengagungkan gusti nabi dengan merayakan hari kelahiran lewat ekspresi budaya masing-masing. Inilah yang sangat luar biasa saya kagumi dari Indonesia," tukas Habib Ahmad yang merupakan alumni ma'had Al-islamiyah Lebanon.

Sementara, Habib Husein juga mengapresiasi kegiatan-kegiatan dengan kemasan semacam ancakan tersebut. Sebab baginya, demikianlah ekspresi masyarakat kampung yang mesti harus terus dilestarikan dan dijaga.


" Ekspresi maulid lewat konsep semacam ini mesti harus terus dilestarikan. Maka anak muda lah yang tentunya harus di depan dalam merawat budaya semacam Ancakan ini," tuturnya.

Setelah acara maulid, selanjutnya diisi dengan diskusi bersama para anak-anak muda kampung dan para mahasiswa yang hadir dalam kegiatan tersebut. Kemudian acara itu ditutup dengan doa oleh Habib Ahmad.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Bahrullah
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV