SUARA INDONESIA

Padat Karya Irigasi, Dinas Pengairan Banyuwangi Tebar Proyek di 11 Korsda

Muhammad Nurul Yaqin - 10 June 2021 | 15:06 - Dibaca 1.68k kali
Peristiwa Daerah Padat Karya Irigasi, Dinas Pengairan Banyuwangi Tebar Proyek di 11 Korsda
Kabid Bina Manfaat dan Kemitraan Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Doni Arsilo Sofyan, memberikan keterangan. (Foto: M. Nurul Yaqin/Suara Indonesia).

BANYUWANGI- Program padat karya irigasi menjadi salah satu program prioritas Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Kabupaten Banyuwangi, tahun 2021 ini. 

Program padat karya irigasi ini melibatkan para petani secara langsung. Hal ini guna mendukung percepatan ekonomi skala nasional bagi masyarakat terdampak pandemi Covid-19.

Plt Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi melalui Kabid Bina Manfaat dan Kemitraan Doni Arsilo Sofyan menyampaikan, program padat karya irigasi tahun ini setidaknya menjangkau 11 Kantor Eksploitasi Air Irigasi Daerah (Korsda). 

Setiap masing-masing Korsda mempunyai kegiatan padat karya khususnya normalisasi irigasi.

"Jadi, di 11 lokasi tersebut, kita libatkan HIPPA (Himpunan Petani Pemakai Air) yang notabenenya petani. Harapannya padat karya ini bisa memberikan lapangan kerja bagi masyarakat berpenghasilan rendah," kata Doni, Kamis (10/6/2021).

Menurutnya, program padat karya irigasi yang dilakukan Dinas Pengairan sudah berlangsung tahun 2020. Namun jangkauannya masih satu Korsda, karena baru tahap percobaan.

"Ternyata secara administrasi bisa berjalan dengan tertib dan lancar. Sehingga tahun ini kita mencoba untuk meningkatkan di 11 Korsda. Tapi masih dengan dana anggaran yang menurut kami cukup efisien. Dalam artian tidak terlalu besar," katanya.

Doni mengatakan, program padat karya irigasi ini baru bisa mengakomodir satu HIPPA. Sehingga dari 11 Korsda yang ada, baru mencakup 11 HIPPA. Dia mengakui jika masih banyak HIPPA yang belum terakomodir dalam kegiatan padat karya tersebut.

"Karena program padat karya ini bertahap. Kedepan mungkin ada peningkatan satu Korsda mencakup dua HIPPA, setelah kita evaluasi," imbuhnya.

Dia menambahkan, sementara anggaran yang dikucurkan dalam program padat karya irigasi tahun ini sebesar Rp 550 juta, yang dibagi ke masing-masing HIPPA.

"Jadi satu HIPPA Rp 50 juta, berarti ketika 11 HIPPA total anggaran Rp 550 juta. Itupun di dalam DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) kami yang terserap oleh anggaran untuk tenaga kerja, kurang lebih sekitar 50 persen. 50 persen lagi untuk pengadaan alat pelaksanaan kegiatan normalisasi," ucapnya.

Lebih lanjut Doni mengatakan, adapun proses pelaksanaan dan pembiayaan dalam program tersebut, pihaknya langsung membayar para pekerja yang melakukan kegiatan normalisasi saluran irigasi di wilayah kerja masing-masing HIPPA, melalui rekening masing-masing pekerja.

"Jadi setiap pekerja langsung kita transfer langsung. Karena semua pekerja itu kita syaratkan membuka rekening bank, kemudian kita transfer langsung ke rekening masing-masing untuk pembayarannya," ujarnya.

"Kita ingin lebih transparan, lebih clear. Artinya ketika ini pembayaran berapa, ditandatangani berapa, diterima di rekening berapa. Tidak terlalu banyak tangan yang ikut serta disitu," sambungnya.

Doni menuturkan, pelibatan HIPPA dalam program padat karya irigasi ini diharapkan lebih tepat dan lebih tepat capaiannya. Karena HIPPA lebih memahami kondisi yang ada di lapangan.

"Selain keikutsertaan kita dalam pemulihan ekonomi, melalui padat karya. Ini juga bagian kita membina teman-teman petani pemakai air," tandasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Nanang Habibi

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya