Kendal- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, didampingi Wakil Bupati Kendal, Windu Suko Basuki, mengunjungi PT Samator yang terletak di JL. Raya Kaliuwung Km.19, Semarang, Punden, Nolokerto, Kaliwungu, Kendal, untuk memastikan bahwa stok oksigen di Jawa Tengah aman, Rabu (23/6/2021).
Ganjar mengatakan bahwa, kedatangan dirinya ke pabrik Samator itu untuk memastikan bahwa produksi oksigen di tempat itu berjalan dengan baik.
Mengingat kebutuhan oksigen di Jateng semakin terus meningkat, Ganjar meminta kepada pihak Samator untuk melakukan penambahan produksi agar pemenuhan kebutuhan oksigen di Jateng bisa berjalan dengan baik.
"Kami akan serius menangani hal ini. Jadi masyarakat tidak perlu panik, rumah sakit juga tidak perlu panik. Kami siap membantu,"nkata Ganjar.
Ganjar juga mengucapakan Terimakasih kepada Direktur Samator dari Surabaya yang sudah berkenan hadir dalam acara kunjungan tersebut. Menurut Ganjar, jika produktivitas oksigen di Samator berjalan baik, maka kebutuhan oksigen akan berjalan lancar dan aman.
"Sebelumnya memang ada kendala terkait listrik. Namun saat ini PLN telah memberikan bantuan, bahkan Kementerian ESDM juga membantu agar Samator ini bisa jadi pelanggan premium. Mudah-mudahan nanti bisa membantu meningkatkan proses produksi," terangnya.
Ia melanjutkan, memang saat ini kapasitas produksi oksigen dari pabrik Samator yang ada di Kendal tidak bisa mencukupi atau meng-cover kebutuhan oksigen di seluruh Jateng. Namun pihak Samator akan terus meningkatkan produksinya.
"Kalau untuk memenuhi kebutuhan di seluruh Jateng, memang untuk saat ini belum bisa. Namun pihak PT Samator akan terus melakukan penambahan berupa mendatangkan pasokan gas dari Jabar dan Jatim," tegasnya.
"Stok dari Jabar dan Jatim sudah masuk, kira-kira bergerak 1-1,5 juta meter kubik dan saat ini sudah masuk ke Jateng. Jadi untuk pasokan dan stok saat ini aman, karena hari ini saya pastikan suplainya bagus termasuk memastikan bantuan oksigen dari PT Samator yang ada di Jabar dan Jatim itu," lanjutnya.
Selain memastikan pasokan aman, Ganjar juga telah meminta kepada seluruh rumah sakit di Jateng untuk memperbaiki SOP dalam pengadaan oksigen.
"SOP harus menyesuaikan kondisi darurat. Karena saat ini sifatnya darurat, maka semuanya harus kreatif dan inovatif. Tidak boleh seperti kemarin-kemarin, hanya diam saja dan menunggu," tandasnya.
Selain itu, Pihaknya juga telah menunjuk salah satu BUMD di Jateng untuk terlibat dalam penanganan kebutuhan oksigen.
"Nantinya BUMD itu ditugaskan untuk melakukan perbaikan SOP, dari sisi hulu sampai sisi hilir, termasuk memastikan delivery-nya, tracking sistem harus diurus sampai urusan pembayaran. Karena sekarang kebutuhan tinggi, maka manajemen itu harus dilakukan terbuka dan disiapkan.
"Kalau botol-botolnya kurang ya harus beli, harus nambah. Sehingga kebutuhan beberapa hari ini yang rasanya terus meningkat, maka harus ada manajemen yang baik," pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Kendal, Windu Suko Basuki berharap, kebutuhan oksigen di Kendal bisa terpenuhi. Karena kebutuhan oksigen saat ini di Kendal juga terus meningkat.
"Semoga Kebutuhan oksigen di Kendal bisa terpenuhi dan aman, karna saat ini kebutuhan oksigen di Kendal terus meningkat," ungkapnya.
Sementara, Direktur PT Samator, Budi Susanto mengatakan bahwa, produksi oksigen di Kendal memang masih kecil, sekitar 50.000 meter kubik per hari. Namun jika harus memenuhi kebutuhan di seluruh Jateng saat ini, pihaknya belum bisa.
"Akan tetapi kami akan terus suport untuk Jateng, karena kami bekerja secara group. Samator group itu ada di Jatim dan Jabar. Rekan kami di Jabar dan Jatim juga akan support sepenuhnya untuk Jateng. Sehingga, pasokan oksigen di Jateng aman," ungkapnya.
Budi mengatakan, pihaknya juga perlu bekerjasama dengan pemangku kepentingan, termasuk Pemprov Jateng dan rumah-rumah sakit.
"Kita perlu menjalin kerjasama agar tidak terjadi panic buying. Kalau di-rush, ya akan cepat sekali habis. Maka kami butuh kerja sama dengan pemangku kepentingan untuk pemenuhan itu," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Amrizal Zulkarnain |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi