PURWOREJO - Museum Tosan Aji Purworejo, Jawa Tengah, menggelar jamasan terhadap pusaka koleksinya, di Pendopo Kabupaten dan halaman depan Museum Tosan Aji, pada Jumat (27/8/2021).
Jamasan dilaksanakan secara sederhana dan tidak disaksikan masyarakat luas akibat masih pandemi.
Terdapat empat pusaka yang dijamas secara simbolis. Pusaka pertama merupakan pusaka milik Bupati Purworejo, Agus Bastian, yakni Keris Jangkung.
Keris ini memiliki pengharapan jangkauan kedepan Purworejo akan lebih maju, lebih baik dan mulyo. Pusaka kedua adalah Keris Pasopati, yakni keris lurus dengan sifat ksatria yang memiliki pamor untuk membunuh angkara murka.
Pusaka ketiga adalah Keris Panji Sekar Luk 9 dengan pamor bonang rinenten. Keduanya merupakan peninggalan Mataram Kuno.
Sedangkan pusaka keempat adalah Tombak Cacing Kanil dengan pamor singkir. Pusaka ini memiliki pengharapan dapat menyingkirkan permasalahan semua penyakit yang ada di Kabupaten Purworejo.
Sebelum dijamas, secara simbolis keempat pusaka diserahkan oleh Bupati Purworejo, Agus Bastian kepada juru jamas. Pusaka kemudian diarak dari Pendopo Rumah Dinas Bupati menuju halaman Museum Tosan Aji, diiring kesenian cing poling dan para pengawal yang berpakaian ala prajurit Keraton.
“Tiap tahun kita melakukan jamasan tosan aji pada bulan Muharam atau bulan Suro, dan kita ambil hari Jum’at Kliwonnya. Secara umum pelaksanaan jamasan pusaka yang dimiliki sudah kita laksanakan setiap hari, namun kita tambah intensitasnya pada bulan Muharam ini,” ungkap Kepala Dinparbud Agung Wibowo AP, saat ditemui usai acara.
Dikatakan, jumlah koleksi pusaka yang dimiliki Museum Tosan Aji saat ini berjumlah 1159. Setiap tahun pihaknya selalu mendapat tambahan pusaka dari masyarakat, tidak hanya dari Purworejo tetapi juga dari luar kota.
“Pasca jamasan, telah dilakukan pemberian piagam penghargaan bagi penghibah tosan aji ke museum,” terangnya.
Dijelaskan, jamasan yang digelar ini bertujuan untuk nguri-uri tradisi nenek moyang. Selain itu, kegiatan ini merupakan simbolis membersihkan diri atau membersihkan sukerto yang ada di Purworejo.
“Harapannya di era pandemi ini juga bisa sebagai perlambang perwujudan doa kita agar Covid-19 bisa segera berakhir,” pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Widiarto |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi