Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa kali memberikan sembako dan lainnya kepada warga yang dikunjungi. Namun aksi Jokowi memberikan sembako kepada warga dipandang kurang elok.
Seperti aksi Jokowi memberikan sembako dengan cara lempar dari dalam mobil yang dilakukan di sejumlah wilayah, seperti di Maros, Sulawesi Selatan. Saat Jokowi melempar sembako, para warga saling berebut dan terjadi kerumunan bahkan salah satu warga sampai tersungkur ke aspal demi mendapatkan bantuan sembako dari presiden.
Begitu juga saat memberikan sembako di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jokowi melempar dari dalam mobil dan jatuh ke got, namun para warga tetap mengambilnya dengan berebut.
Ketua Umum DPN BMI Farkhan Evendi menyebut, tindakan Jokowi memberikan bantuan kepada warga dengan cara asal lempar membuat warga diedukasi mental gembel dan tidak mencerminkan norma kesopanan menurut istilah adat.
"Sebetulnya di situasi pandemi saat ini yang kira sproti adalah soal kerumunan, namun ternyata ada yang jauh lebih parah dari itu. Got menjadi simbol pemimpin sekarang dalam melempar hadiah, dimana disana ada ibu hamil jatuh, orang ke got dan ini petir bagi budaya kita dan tertawaan dunia luar, seperti mau memberi simbol membuang demokrasi dan kesejahteraan ke got," ujar Farkhan.
BMI menilai, tindakan Jokowi dalam melempar bantuan sudah tidak memperhatikan nilai-nilai budaya budaya, nilai kesopanan dan nilai tenggang rasa. Berkaca dari itu, BMI juga meyakini Jokowi lemah soal tata krama.
"Teringat saat kampanye, Jokowi malah tetap melanjutkan kampanye dengan semangat berapi-apu padahal didepannya Ibu Iriana Istri Jokowi sekaligus Ib negara saat itu jatuh," terang Farkhan.
Menurut Farkhan, pemimpin seharusnya menjadi tauladan, mengayomi dan memberikan perlindungan bagi orang-orang yang di pimpin. Namun, tragedi memberikan bantuan dengan cara dilempar hingga jatuh ke got jangan diartikan bau dan kotornya got dijadikan dekat dengan rakyat yang kesusahan.
"Rakyat bukan pengemis yang kemudian kita mudah melihat mereka dimana saja termasuk di got," kata Farkhan.
Farkhan khawatir, perlakuan Presiden memberi bantuan dengan cara dilempar ke got akan menjadi budaya akibat kekeliruan dalam cara memberi hadiah. Bahkan Farkhan mempertanyakan dan menyinggung apakah cara seperti itu sudah tepat.
"Sebetulnya siapa yang Anda muliakan di negeri ini, Rakyat atau para cukong?," ujar Farkhan mengakhiri.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Tamara Festiyanti |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi