TUBAN - Turunnya harga telur ayam membuat peternak di Kabupaten Tuban kelimpungan. Lantaran saat harga telur ayam turun, harga pakan jagung untuk ternak justru naik.
Hal ini berimbas kepada Darmadi, peternak ayam petelur di Desa Temandang, Kecamatan Merakurak, Tuban, yang terpaksa mengafkir dini atau menjual ayam, serta lebih memilih mengosongkan kandang.
Kepada suaraindonesia.co.id (28/9), Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Tuban, M Amenan mengaku, pihaknya sudah berupaya mencari jalan keluar dengan bekerjasama dengan Bulog untuk dropping jagung kepada peternak dengan harga Rp 4.500 per kilo.
"Kemarin peternak yang sudah mengajukan kita data. Insyaallah bulan ini sudah mulai ada dropping," kata M Amenan.
Dropping jagung tersebut, lanjut Amenan, diharapkan bisa mengurangi biaya pakan paket tambahan. "Tapi itupun saya meyakini, itu hanya sebatas biaya pakan paket tambahan, bukan pakan pokok," imbuhnya.
Dia menyebut, peternak di Tuban sebaiknya berhitung ulang, yang mana saat jagung untuk pakan ternak naik, tidak harus mengorbankan petani.
"Kalau peternak sedikit-sedikit jatuh, harus mengorbankan petani jagung, ini juga akan menjadi persoalan. Sehingga harga 4.500 sudah ideal bagi peternak dan petani," ungkapnya.
Amenan mengakui, pemerintah dalam hal ini Diskanak Tuban belum bisa menjadikan peternak sebagai pengusaha. Menurutnya, peternak hanya tahu menjual langsung laku, sedangkan pengusaha adalah menghitung bisnis secara neraca.
"Kalau pengusaha, pendapatan hari ditotal, pengeluaran ketemu dan laba per tahun sekian. Ini memang menjadi tugas kami menjadikan peternak sebagai pengusaha," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Wakil Pimpinan Cabang (Wapimca) Bulog Sub Divre III Bojonegoro, Hendra Kurniawan menjelaskan, pihaknya meminta tolong kepada Diskanak Tuban untuk menyampaikan ke paguyuban peternak membuat permohonan pembelian jagung bersubsidi.
"Belum ada kerjasama, kemarin hanya minta tolong supaya bisa disampaikan ke paguyuban peternak di Tuban agar membuat permohonan pembelian jagung bersubsidi ke Bulog, dan datanya akan kami teruskan ke kantor pusat," jelas Hendra saat dikonfirmasi, Rabu (29/9/2021).
Hendra juga belum bisa memastikan harga jagung yang dipatok oleh Bulog kepada peternak, karena harus menunggu informasi secara resmi.
"Kemungkinan harga di sekitaran 4.500 per kilo. Saat ini juga belum melakukan penyerapan jagung," pungkasnya.
Sementara itu data yang dihimpun, dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Tuban, harga jagung pipil kering dengan kadar air 17 persen sebesar Rp 5.200.
Sedangkan harga jagung pipil kering kadar air 19 hingga 20 persen sebesar Rp 5.100.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Irqam |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi