TUBAN - Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN), Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bidang Pertanian, dan Komisi VII DPR RI mempromosikan padi unggul varietas Inpari Sidenuk di Desa Jenu, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Selasa (19/10/2021).
Kegiatan sosialisasi dan promosi benih digelar di Gubuk Tani serta diikuti oleh para petani sekitar yang tergabung dalam kelompok Tani Mulyo dan Tani Sehat.
Anggota DPR RI Komisi VII, Hj Ratna Juwita Sari mengatakan, mengajak kepada ORTN BRIN untuk terus memberikan inovasinya benih padi unggul Inpari Sidenuk.
"Tahun sebelumnya kami sudah mengajak mitra kami ke Kecamatan Plumpang dan sudah membuat demplot disana dan hasilnya baik dan memuaskan. Sehingga tahun ini kami bawa ke Desa Jenu," kata Ratna.
Selain mempromosikan benih padi unggul, ORTN BRIN juga memberikan bantuan 300 kilogram benih padi kepada petani dan dua demplot yang akan dikawal langsung oleh ORTN BRIN.
Bantuan tersebut, diharapkan mampu mensejahterakan masyarakat petani dan Tuban bisa keluar dari peringkat ke 5 daerah termiskin di Provinsi Jawa Timur.
"Meskipun ini tidak ada hubungannya dengan komisi saya, namun saya akan tetap berusaha terus untuk bersinergi dengan mitra, apa yang bisa kita bawa pulang ke Tuban untuk mensejahterakan para petani," tegasnya.
Sementara itu, Perwakilan dari ORTN BRIN, Wijananto menjelaskan, pihaknya memberikan sosialisasi produk pertanian yakni, benih padi Varietas Inpari Sidenuk.
"Benih padi Varietas Inpari Sidenuk ini merupakan salah satu produk pertanian dari ORTN BRIN yang sudah dikenal luas oleh petani yang hasilnya bisa mencapai sekitar 10-12 Hektare," jelasnya.
Selain itu, sudah ada 24 Provinsi di Indonesia yang sudah memakai produk pertanian dari ORTN BRIN. Hal itu, juga bisa dirasakan oleh petani di Jenu Tuban.
"Kita harap ini ada timbal baliknya, jika nanti ada kekurangannya agar disampaikan kepada kami. Apabila nanti berhasil, bisa dilanjutkan dan kami siap jika nantinya ada permintaan lagi," tutupnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Irqam |
| Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi