SUARA INDONESIA

Hampir Semua Website Desa di Grabagan Tuban Tak Bisa Diakses, Kok Bisa?

Irqam - 02 December 2021 | 21:12 - Dibaca 2.70k kali
Peristiwa Daerah Hampir Semua Website Desa di Grabagan Tuban Tak Bisa Diakses, Kok Bisa?
Tangkap layar laman website Desa Grabagan

TUBAN - Sejumlah website milik Pemerintah Desa (Pemdes) di wilayah Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban, dikeluhkan masyarakat. Pasalnya, hampir semua website desa di kecamatan tersebut tidak bisa diakses.

Salah seorang warga Desa Grabagan, Kecamatan Grabagan, Tuban, berinisial RD (27) mengatakan, dirinya mengetahui website desanya tidak bisa akses saat akan mencari informasi program desa secara online. 

"Entah sejak kapan tidak bisa akses, tapi saya sekitar jam 11 siang mencoba membuka website Desa Grabagan. Hasilnya tidak ada informasi apapun," kata RD kepada suaraindonesia.co.id, Kamis (2/12/2021).

RD yang merasa penasaran mencoba berulang kali mengetik alamat website di desanya karena takut salah dan hasilnya tetap tidak bisa diakses. Tak sampai disitu, ia mencoba mengakses 11 website desa yang ada di Kecamatan Grabagan.

Sialnya, RD hanya mendapati pemberitahuan bahwa situs tidak dapat dijangkau dan hanya ada satu website desa yang bisa diakses yakni http//ngrejeng-grabagan.desa.id.

"Cuma Desa Ngrejeng saja yang bisa dilihat. Desa lainnya tidak bisa," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Grabagan, Sumarlin menjelaskan, bahwa website Desa Grabagan masih dalam perbaikan.

"Lagi ada kendala, setelah diperbaiki Diskominfo nanti mudah-mudahan bisa segera diakses," jelas Sumarlin.

Menanggapi hal itu, Camat Grabagan, Joko Supriyanto mengaku, belum tahu pasti ihwal sejumlah website yang tidak bisa diakses tersebut. Dia menyatakan, akan segera mengkoordinasikan kepada pihak-pihak terkait. 

"Kemungkinan profilnya yang tidak aktif atau providernya, habis ini akan saya tanyakan," ungkapnya.

Menurut Joko, website desa merupakan program dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan (Dispemas KB) Tuban yang tujuannya untuk sosialisasi profil desa kepada masyarakat dan pengunjung yang menggunakan internet sebagai media informasi. 

"Sebetulnya fungsi website desa sendiri, untuk sosialisasi, informasi aset desa, program desa, luas wilayah dan yang berhubungan dengan desa. Dengan biaya sekitar 2 juta per bulan untuk langganan provider," tambahnya.

Kendati demikian, keterbatasan sumber daya manusia disebut Joko sebagai kendala website desa tidak dapat dikelola secara maksimal. 

"Satu diantara kendalanya, bahwa yang bisa mengoperasikan website terbatas dan hanya perangkat itu-itu saja," tandasnya. (yim/irq)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Irqam
Editor : Irqam

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya