NGAWI - Sekitar pukul 18.00 WIB, warga Dusun Melikan, Desa Tempuran, Kecamatan Paron digegerkan adanya temuan mayat berjenis kelamin laki-laki di pinggir rel kereta api, pada Selasa (28/12/2021).
Dari beberapa keterangan saksi yang melihat, mayat tersebut tewas karena menabrakkan diri ke kereta api yang melintas. Dengan kondisi kepala hancur, mayat tersebut terlempar jauh dari rel kereta.
"Informasi dari petugas kereta api ada orang menabrakkan diri ke kereta api, lalu warga mencari sekitar lokasi dan mayat ditemukan dengan kondisi tubuhnya utuh namun kepalanya hancur," terang Ahmad warga setempat.
Selain mayat pelaku bunuh diri, warga dan petugas juga menemukan sepeda motor jenis Honda Grand warna hitam nopol AE 4842 LV milik pelaku yang ditemukan tidak jauh dari lokasi kejadian.
"Selain mayat, kami juga menemukan sepeda motor pelaku bunuh diri. Kami dan petugas menemukan sepeda motor milik pelaku bunuh diri tersebut yang diparkir di semak-semak bawah pohon bambu, tidak jauh dari lokasi ditemukannya mayat," ujar Ahmad.
Sementara Kapolsek Paron Iptu Suyitno menyebut, peristiwa bunuh diri diduga kuat adalah pelaku pembunuhan terhadap perempuan yang jenazahnya ditemukan di warung dawet jalan Raya Ngawi-Madiun tepatnya masuk Desa Klitik.
"Dengan melihat ciri-ciri pelaku bunuh diri dan sepeda motor yang digunakan, diduga kuat adalah pelaku pembunuhan terhadap perempuan pegawai Samsat yang jenazahnya ditemukan di warung dawet Desa Klitik, yang tak lain adalah suaminya," katanya.
"Ini baru dugaan, untuk lebih jelasnya menunggu hasil autopsi dari pihak rumah sakit, dan menunggu keterangan resmi dari Kapolres atau Kasatreskrim Polres Ngawi," Ucapnya.
Sebelumnya, kejadian tragis terjadi di sebuah warung dawet di pinggir jalan raya Ngawi-Madiun. Sesosok mayat perempuan ditemukan tewas bersimbah darah dengan luka di tangan, perut, wajah dan kepala. Perempuan tersebut merupakan pegawai harian lepas Samsat Ngawi yang menjadi korban pembunuhan.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Ari Hermawan |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi