SUARA INDONESIA

Pemeriksaan Kiai Terduga Cabul Ditunda, Kuasa Hukum: Beliau Kesehatan Kurang Fit

Muhamad Hatta - 07 January 2023 | 20:01 - Dibaca 3.69k kali
Peristiwa Daerah Pemeriksaan Kiai Terduga Cabul Ditunda, Kuasa Hukum: Beliau Kesehatan Kurang Fit
Kiai Fahim, saat ditemui di Ponpesnya (Foto: Istimewa)

JEMBER - Satreskrim Polres Jember masih terus melakukan penyelidikan, soal dugaan pencabukan yang terjadi di Ponpes Al Djaliel 2 Dusun Krajan, Desa Mangaran, Kecamatan Ajung, Jember. 

Terkait proses pemeriksaan sebagai saksi terhadap Pengasuh Ponpes Al Djaliel 2, Muhammad Fahim Mawardi. Menurut Kuasa Hukum Andy C Putra dilakukan sejak Jumat malam (6/1/2023) kemarin.

Namun untuk proses lanjutan pemeriksaan, kata Andy, ditunda karena Kiai Fahim panggilan akrabnya. Sedang sakit dan butuh istirahat.

“Dimana kemudian dari proses pemeriksaan itu, dilakukan pemanggilan lagi pukul 10 pagi tadi. Tapi karena kondisi kesehatan kurang vit, akhirnya drop sakit. Sehingga langkah kita sebagai PH (Penasehat Hukum) pak Kiai yang ditunjuk sejak pagi tadi juga. Kita mengajukan penundaan pemeriksaan sebagai saksi tadi jam 10 itu. Yang nantinya proses pemeriksaan nantinya akan dilakukan pada Selasa depan (10/1/2023), sesuai dengan surat izinnya dari dokter sampai hari Senin,” kata Andy saat dikonfirmasi melalui sambungan ponselnya, Sabtu (7/1/2023) sore.

Terkait proses pemeriksaan, lanjut Andy, Kiai Fahim dinilai kooperatif dan mengikuti semua proses hukum yang dijalani.

Namun demikian, katanya, terkait proses pemeriksaan terhadap belasan santriwati. Andy mengingatkan soal proses hukum yang berkaitan dengan lembaga pendidikan.

“Kemudian tadi, dari informasi yang kami terima dari Unit PPA Polres Jember. Untuk membawa para santriwati untuk divisum di RSD dr. Soebandi. Dari proses itu, kita juga mengingatkan. Bahwa terkait proses pemeriksaan itu. Tolong diingat bahwa ini adalah lembaga pendidikan. Dimana tidak bisa, serta merta santriwati dibawa seperti itu saja. Karena sebagai kuasa hukum (pengasuh ponpes) tanggung jawab ada di kita. Jadi dibawa serta merta, kita keberatan. Kecuali jika sudah ada izin dari orang tuanya, nah itu silahkan,” ujarnya.

“Artinya saat ada komplain, kita pun bisa meminimalisir opini atau respon negatif dari orang tua dari pemeriksaan terhadap satriwati yang divisum di Rumah Sakit itu,” sambungnya menjelaskan.

Terkait soal mengingatkan yang dimaksud untuk proses pemeriksaan sebagai saksi, kepada belasan santriwati. Kata Andy, pihak Ponpes Al Djaliel 2 menerima keluhan dari para orang tua wali santri.

“Terkait pemeriksaan yang dilakukan polisi. Kami menerima keberatan dari orang tua wali santri. Karena (menjadi pertanyaaan) perkaranya apa, kok harus dibawa ke rumah sakit dan harus ada polisi? Jadi ke depan kami himbau ada pendekatan ke orang tua santri untuk lebih bagus,” tegasnya.

Lebih lanjut Andy mengatakan, hingga saat ini, komunikasi antara Kiai Fahim dengan orang tua wali santri dinilai baik.

“Kita (Kiai Fahim) masih berkomunikasi baik dengan santri dan orang tuanya. Termasuk saat pemeriksaan visum di rumah sakit, dikala masih ada 4-5 orang santri yang masih divisum dan belum selesai sejak semalam. Mau pulang kapan dan perkembangannya sampai mana kita belum tahu,” katanya.

“Sementara santri-santri itu, mengeluhnya ke kita. Komunikasinya ke kita. Jadi kalau logikanya, jika yang mencabuli kita (tudingan kepada Kiai Fahim). Kenapa masih komunikasi atau sambat lewat (aplikasi) Whatsapp ke kita. Itu yang terjadi,” imbuhnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhamad Hatta
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV