SIDOARJO – Awal tahun 2023, angka perceraian di kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, melonjak. Tercatat, ada sekitar 600 perkara yang sudah masuk ke pengadilan agama. Dari perkara perceraian yang diajukan, didominasi oleh pihak wanita dan faktor utamanya adalah ekonomi hingga ketidak harmonisan di dalam rumah tangga.
Menurut Humas Pengadilan Agama Sidoarjo, Imam Syafi’i, meski pihak pengadilan agama telah melakukan proses mediasi terhadap seluruh perkara perceraian yang masuk, namun hampir semua perkara telah diputuskan resmi bercerai.
“Alasan perceraian yang paling tinggi adalah masalah ekonomi dan ketidakharmonisan atau pertengkaran dalam rumah tangga. Perbandingan yang mengajukan antara wanita dan pria yakni 70 : 30 persen, dan sebagian besar dikabulkan. Kecuali kalau tidak terbukti dan tidak memenuhi syarat, maka perceraian itu ditolak oleh pengadilan,” kata Imam kepada wartawan, Rabu (1/2/2023).
Sementara untuk menghindari terjadinya penumpukan warga yang mengajukan perkara perceraian, pihak pengadilan agama telah mengatur jam sidang. Sehingga pemohon yang mengajukan perkara perceraian, tidak menumpuk di kantor pengadilan agama.
Disamping itu, untuk memenuhi tingginya pengajuan perceraian, pihak pengadilan agama Sidoarjo juga menyediakan 6 ruang sidang dan 2 ruang mediasi di area pengadilan agama.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Sugiyanto |
| Editor | : Lukman Hadi |
Komentar & Reaksi