MAGETAN - Puluhan warga Desa Kediren Kecamatan Lembeyan mendatangi kantor Inpektorat Magetan, tidak lain untuk mengantar enam perwakilan warga hadiri panggilan terkait polemik desanya.
Usai berikan keterangan, Defri Ilhami satu dari enam perwakilan warga ungkapkan, jika kedatanganya tidak lain guna berikan keterangan perihal permasalahan yang ada.
"Kami sampaikan apa adanya, bahwa polemik yang terjadi diakibatkan ulah dari Kepala Desa sendiri," ujarnya Jum'at (10/02/2023).
Menurutnya, dari ulah Kades, akhirnya muncul banyak pemberitaan, bahkan telah menjadi isu skala nasional, utamanya terkait dugaan perbuatan asusila.
"Dari pemberitaan maupun kabar beredar, Kades diduga melakukan tindakan asusila kepada satu mahasiswi (KKN) UNIPMA Madiun," tuturnya.
Lebih lanjut, tidak hanya perihal dugaan asusila, dalam pelaksanaan pemerintahan kami merasa Kades menyalahgunakan kepemimpinanya.
"Penyalahgunaan itu, adanya dugaan praktek KKN dalam mengisi jabatan Perades maupun BPD, mayoritas dari diisi pihak keluarganya," bebernya.
Kata Defri Ilhami, dari semua kejadian itu, dirinya juga warga desa Kediren lainya merasa malu, sebab nama baik desa menjadi tercoreng akibat ulah Kades.
"Kami ingin Dwi Heri Susanto dinonaktifkan sebagai Kades, sebab warga sudah tidak mau dipimpin oleh orang tidak baik," tegasnya.
Ditempat sama, Sunarto mantan BPD Kediren ceritakan, bahwa sebelumnya dalam menyikapi permasalahan, BPD lakukan musyawarah bersama anggota.
"Dari info didapat, guna mengurai permasalahan kiranya beri keterangan meringankan Kades agar lepas dari sangsi maupun jeratan hukum," ucapnya.
"Jika ternyata tidak ada tindak lanjut dari Inpektorat, maka separo lebih warga Kediren akan lakukan aksi demo di balai desa Kediren," imbuhnya.
Terpisah, Dwi Heri Susanto Kades Kediren dikonfirmasi melalui sambungan WhatsApp dengan adanya warga mendatangi Inpektorat, katakan jawaban singkat.
"Saya tidak paham dengan itu, coba tanya langsung ke Inpektorat," jawabnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Aji Susanto |
| Editor | : Lutfi Hidayat |
Komentar & Reaksi