Mojokerto - Sejumlah warga Dusun Bendorejo, Desa Bendungan Jati, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto menuntut Indomaret di kampungnya ditutup permanen.
Mereka berjalan kaki sembari membentangkan spanduk penolakan berdirinya Indomaret, Sabtu(4/3/2023).
"Kami warga Dusun Bendorejo, Desa Bendungan Jati menolak adanya Indomaret/Alfamart," tulisan dalam spanduk.
Protes warga akan adanya minimarket itu sudah diutarakan beberapa bulan yang lalu. Beberapa tokoh masyarakat, tokoh agama dan pemilik toko meminta tolong kepada Pendiri Ponpes Amanatul Ummah dan Kampus IKHAC, Romo Kiai Asep Saifuddin Chalim.
Salah satu warga peserta demo Harsono, 60, mengatakan berdirinya Indomaret yang berdiri tidak jauh dari tokonya bisa mematikan toko tradisional miliknya.
"Sudah 3 kali warga melakukan protes. Kami menolak, karena dapat membuat toko kecil mati," ungkap Harsono kepada awak media di lokasi, Sabtu (4/3/2023).
Menurut Harsono, dulunya lokasi ini sepi. Namun semenjak ada kampus IKHAC lokasi ini menjadi rame.
"Saya sudah 7 tahun buka, ya ramenya daerah ini karena ada pondok Amanatul Ummah," ucapnya.
Ia mengatakan, meski baru beberapa hari buka namun dampak keberadaan Indomaret tersebut cukup dirasakan. Sejak pagi hingga sore pengunjung di tokonya dirasa sepi.
"Saya tidak tahu kalau mau buka. Toko toko sekitar juga tidak dihubungi. Tidak rame-rame langsung buka gitu. Saya berharap Indomaret ditutup," keluhnya.
Taufik, 45, yang turut berunjuk rasa mengatakan warga sudah tanda tangan bersama secara kompak menolak dibukanya Indomaret.
"Yang menolak ya seluruh warga sini. Baik yang punya toko dan tidak punya toko tanda tangan di kertas menolak," terangnya.
Walau sempat hujan namun semangat warga yang berunjuk rasa tidak surut. Setibanya di depan Indomaret warga melakukan orasi. Selanjutnya, mereka memasang spanduk penolakan.
Sementara itu, pihak Indomaret yang hadir, Gatot, menolak berkomentar.
"Maaf ya, kami belum bisa berkomentar," ungkap Gatot.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Mohamad Alawi |
| Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi