SUARA INDONESIA

Jelang Ramadan, Harga Anakan Sapi di Pasaran Situbondo Anjlok Hingga 2 Jutaan

Syamsuri - 14 March 2023 | 13:03 - Dibaca 2.40k kali
Peristiwa Daerah Jelang Ramadan, Harga Anakan Sapi di Pasaran Situbondo Anjlok Hingga 2 Jutaan
Anggota Komisi II DPRD Situbondo Saat Rapat di Aula Pasar Hewan Besuki (Foto : Syamsuri/suaraindonesia.co.id)

SITUBONDO - Memasuki bulan Ramadan, harga anakan sapi atau pedhet di Kabupaten Situbondo turun. Penurunan harga berkisar antara Rp 1,5 juta - Rp 2 juta per ekornya.

“Pedet jenis limousin usia tiga bulan biasanya harganya kalau dijual bisa lebih dari Rp 8 hingga 9 juta, saat ini harganya cuma Rp. 5-6 juta saja, sedangkan untuk sapi lokal yang semula per ekor harga jualnya berkisar Rp. 5 jutaan, saat ini kalau dijual hanya berkisar Rp. 3,5 jutaan. Harga itu pun masih ditawar,” ujar anggota Komisi II DPRD, Suprapto saat dikonfirmasi dikantornya di DPRD, Selasa (14/3/2023) 

Ia menyampaikan, saat anggota Komisi II DPRD Situbondo mengunjungi pasar hewan Besuki, pada Senin (13/3/2023) kemarin, pantauan di lapangan minat masyarakat untuk memelihara sapi pedhet mulai berkurang menjelang bulan puasa tahun 2023 ini.

"Dimungkinkan uangnya dipergunakan untuk kebutuhan lain yang lebih mendesak. Apalagi sebentar lagi sudah memasuki lebaran,” ujarnya. 

Saat ia datang dan menanyakan langsung kepada pedagang lain yang ada di pasar juga mengaku tak bisa mengambil untung banyak dari penjualan pedhet saat ini.

“Ya, rata- rata yang beli hanya teman sendiri sesama pedagang yang akan dijual lagi. Akhir-akhir ini tidak ada pembeli langsung dari masyarakat peternak,. Bahkan pedagang dari luar daerah juga tidak datang,” tuturnya.

Menurutnya, kondisi berbeda terjadi pada harga sapi siap potong. Saat ini harganya mulai merangkak naik. Meski kenaikannya masih rendah, namun tak menutup kemungkinan harga jual sapi siap potong akan terus meningkat.

“Kenaikan baru kisaran Rp 500 ribu hingga Rp 1,2 juta. Tapi nanti saat puasa, atau bahkan setelah lebaran, harga sapi masih akan terus naik," bebernya. 

Dengan menurunnya harga sapi anakan kita semakin greget dari peternak banyak yang mengeluh karena biaya operasionalnya termasuk biaya makannya tidak seimbang atau rugi ketika mau dijual. 

"Padahal kasus PMK terhadap hewan sapi di Kabupaten Situbondo 90 persen sudah tidak ada, dan 10 persennya kasus PMK sudah dapat disembuhkan melalui vaksin yang dilakukan oleh Pemerintah," jelasnya. 

Namun, kata dia, di daerah daerah luar Kabupaten Situbondo, seperti Jawa Tengah, Lumajang kasus PMK ini mulai meningkat lagi. 

"Akhirnya yang terjadi yaitu pedagang pedagang dari luar daerah ini tidak masuk ke Kabupaten Situbondo karena di daerahnya sendiri banyak yang terjangkit. Dan hukum pasarlah yang berlaku Ketika penjualnya banyak dan pembelinya tidak ada membuat harga pasaran sapi menjadi murah," ujarnya. 

Dalam kesempatannya, Komisi II DPRD Situbondo mengimbau kepada masyarakat atau peternak Situbondo jangan khawatir karena harga sapi tidak akan terus anjlok yang terjadi saat ini. 

"Apalagi sebentar lagi menghadapi hari hari besar seperti Idhul Fitri dan Idul Adha. Oleh karena itu, para peternak bisa mengatur penjualan, artinya untuk saat ini peternak bisa menahan dulu atau jangan dijual sampai harganya kembali normal," pungkas Suprapto. 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Syamsuri
Editor : Satria Galih Saputra

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya