JOMBANG, Suaraindonesia.co.id - Cuaca ekstrim dan serangan hama ulat meresahkan petani tembakau di Desa Gedongombo,Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang. Pasalnya, ribuan batang tanaman tembakau tidak bisa tumbuh maksimal.
Hal itu diungkapkan Sutikno (55), petani tembakau setempat. Ia menyebut sudah sejak satu bulan terakhir tanaman miliknya diserang hama hingga menyebabkan daun tembakau keriting.
"Tembakau yang daunnya keriting tadi di cabut terus di ganti sama tanaman yang baru sudah dilakukan berbagai cara tetap tidak ada hasil," kata Sutikno.
Dari lahan 3.500 meter persegi yang berisi tanaman tembakau, sebanyak 9.000 batang tidak tumbuh maksimal, akibat cuaca ekstrim dan serangan hama.
"Mungkin karena cuaca yang ekstrim sehingga tamanan tembakau banyak yang mengalami keriting akhirnya harus di ganti yang baru dan obatnya tidak tau apa obatnya untuk menanggulangi hama tersebut," sambung Sutikno.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Lasiman menungkapkan, sejak awal tanam kondisi tanaman tembakau di Jombang tepatnya di utara Brantas, kodisinya bagus. Namun, masuk usia 3 minggu sampai 1 bulan daun tembakau mengalami keriting.
"Mungkin karena cuaca ekstrim sehingga tamanan tembakau terserang hama virus keriting daunya atau puret," terangnya.
Kondisi itu, lanjut Lasiman, membuat petani bekerja dua kali dengan mecabut batang tembakau yang keriting dan menganti dengan bibit yang baru. “Solusi dari petani tembakau di cabut di ganti yang baru karena masih ada stok bibit,” jelasnya.
Lasiman menambahakan, untuk petani tembakau di Utara Brantas sudah menerima bantuan pupuk KN03 dan NPK dengan luasan lahan lebih 5.300 hektar.
"Rata-rata menerima 50 kilogram, per hektare bagi petani tembakau di Utara Brantas meskipun menerima bantuan tidak banyak petani tembakau bersyukur setidaknya membantu petani tembakau meskipun belum maksimal karena di ratakan bantuannya," tandasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Irqam |
Komentar & Reaksi