JEMBER - Pecahnya Persaudaraan Setia HatinTerate (PSHT) menjadi dua kubu disikapi arif oleh PSHT Cabang Jember.
Seperti yang disampaikan Ketua Cabang Jember Jono Wasinudin, usai melakukan kegiatan bakti sosial memberikan bantuan sembako, kepada warga terdampak banjir di Sungai Bedadung, Jalan Berantas, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (06/02/2021).
Menurutnya, perpecahan itu tidak semestinya terjadi, karena PSHT sendiri tidak bisa dipisahkan dari sejarah.
"PSHT berdiri di Madiun, ya kiblatnya ke Madiun. Jadi kalau masih dipindah berarti, ini sudah melupakan sejarah," tegas pria yang akrab disapa Kang Mas Jono itu dalam keterangan persnya.
Untuk Kabupaten Jember sendiri, menurut dia masih tetap istiqomah tetap mengikuti apa yang diputuskan dalam Parapatan Luhur (Parluh) 17.
"Dimana dalam rapat itu sepakat, bahwa parluh 16 keputusan tidak diterimakan. Karena melanggar asas kepatutan. Jember tegas, tetap berpusat ke Madiun," sebutnya.
Maka dari itu, pihaknya kembali mengajak para warga PSHT untuk kembali islah.
"Kembali ke jalan yang benar. Artinya, bagaimanapun sejarah PSHT tercatat dalam sejarah di Madiun, ayo kembali bersatu ke Madiun," pintanya.
Disinggung tentang masih adanya sebagian, warga PSHT memilih netral, dirinya menganggap itu bukan pilihan.
"Pilihannya tetap Madiun. Apalagi pengadilan memutuskan, gugatan parluh 16 (kubu Mas Taufik). Disini sudah jelas," bebernya.
Kendati begitu, Pendekar Warga Tingkat 2 ini masih tetap optimis, PSHT pada saatnya akan kembali bersatu.
"Kami yakin pada saatnya PSHT akan kembali bersatu. PSHT itu, organisasi besar jangan sampai dipecah belah oleh oknum sehingga menjadi pecah. Jangan sampai," harapnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Imam Hairon |
Editor | : |
Komentar & Reaksi