JEMBER - Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Hukum Universitas Jember, M.Kava Zulfikri ingatkan pemerintah terkait tambang di Jember.
Menurut Kava, secara peta geografis Jember termasuk zona rawan dan mudah bagi penambang untuk beroperasi.
"Warga Jember sudah cukup lama menolak keberadaan tambang. Sebab mereka sadar, bahwa keberadaan tambang lebih besar mudharatnya dari pada manfaatnya," tegas Kava menjelaskan, Minggu (25/04/2021).
Terkait rencana Bupati Jember akan membuka dan mempermudah izin galian C dengan alasan pembangunan, Kava tetap menolak tegas.
"Sejak akhir Maret, Bupati Jember (H.Hendy) akan mempermudah izin tambang. Jember mau dibangun dengan apa? Meskipun berdalih lingkungan harus bagus, tambang tetap akan merugikan lingkungan," lugas Kava.
Kava kembali mengingatkan, bahwa salah satu komitmen Bupati dan Wakil Bupati Jember saat kampanye adalah menolak tambang.
"Mohon diingat Bupati dan Wakil Bupati Jember sebagaimana dimuat dalam media elektronik saat kampanye bukan hanya menolak tambang emas Silo," sebutnya.
"Tetapi juga siap menolak tambang yang ditolak masyarakat yang berdampak buruk bagi lingkungan," imbuh Kava.
Lebih jauh Kava berharap, Bupati Jember mempertinbangkan kembali rencana mempermudah izin tambang agar apa yang terjadi di Purworejo tidak terulang di Jember.
"Mohon dikaji matang. Kita lihat gumuk-gumuk di Jember sekarang. Kondisinya saat ini, sangat memperihatinkan. Cukup Purworejo sebagai pelajaran," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, puluhan warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah bentrok dengan aparat.
Mereka menilai, aktivitas penambangan di daerah mereka sangat merugikan lingkungan dan masyarakat. Sehingga masyarakat spontan melawan.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Imam Hairon |
Editor | : M Ainul Yaqin |
Komentar & Reaksi