SUARA INDONESIA

Remaja Penderita Hidrosefalus di Cilacap Butuh Bantuan Slang Baru

Agus Sulistya - 31 January 2022 | 20:01 - Dibaca 1.56k kali
Peristiwa Remaja Penderita Hidrosefalus di Cilacap Butuh Bantuan Slang Baru
Slamet Waskito (18) remaja asal Dusun Sidadadi RT 05 RW 06 Desa Bulaksari, Kecamatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap (foto: Galih/suaraindonesia.co.id)

CILACAP - Sungguh malang nasib Slamet Waskito (18) remaja asal Dusun Sidadadi RT 05 RW 06 Desa Bulaksari, Kecamatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. 

Pasalnya, laki-laki kelahiran tahun 2003 silam tersebut harus menanggung penderitaan akibat penyakit hidrosefalus atau kelainan pada kepala besar yang dialaminya selama belasan tahun. 

Akibatnya, kondisinya yang sudah menginjak usia 18 tahun, namun Slamet masih terlihat seperti anak balita. Hal tersebut dikarenakan segala kebutuhannya masih dikerjakan oleh kedua orang tuanya. 

Diketahui, Slamet Waskito merupakan anak ketiga dari pasangan Kasimun dan Pujiah. Kedua orang tuanya tersebut sehari-hari bekerja sebagai pengrajin gula merah dengan penghasilan pas-pasan. 

Dalam kesehariannya, Slamet hanya ditemani mainan kesukaannya yaitu sendok dan gelas plastik, saat bermain dilantai yang masih beralaskan tanah disaat kedua orangtuanya membuat gula merah. 

Pujiah, ibu dari Slamet Waskito saat ditemui di kediamannya mengatakan bahwa anaknya saat berusia 1,5 tahun pernah menjalani operasi di RS Sardjito Yogyakarta. 

"Anak saya pernah dioperasi dulu saat berusia 1,5 tahun. Karena terkendala biaya waktu itu, akhirnya saya menjual sawah untuk biaya operasi," ungkapnya, Senin (31/1/2022). 

Lebih lanjut, kata dia, setelah dioperasi, anaknya kemudian diberi slang pembuangan cairan hidrosefalus. 

Dijelaskannya, slang pembuangan cairan tersebut seharusnya diganti dua kali setelah pemasangan slang pertama, namun hingga saat ini belum pernah diganti karena tidak adanya biaya. 

"Slang yang kedua seharusnya diganti saat usia 8 tahun dan slang ketiga saat usia 15 tahun, tapi slangnya belum pernah saya ganti karena belum ada biaya," kata Pujiah. 

Dikatakannya bahwa ia berkeinginan untuk mengganti slang pembuangan cairan hidrosefalus baru yang bisa digunakan seumur hidup. 

"Inginnya saya ganti tapi dengar-dengar biayanya mahal sampai 50 juta, sedangkan penghasilan suami saya pas-pasan," ucapnya. 

Ia berharap adanya perhatian dari pemerintah terhadap kondisi anaknya saat ini. 

"Mudah-mudahan adanya bantuan dari pemerintah agar anak saya bisa diganti slangnya," pungkasnya. (Satria Galih Saputra)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Agus Sulistya
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV