SUARA INDONESIA

Puncak Kemarau, 33 Dusun di Probolinggo Alami Kekeringan

Lutfi Hidayat - 12 October 2023 | 09:10 - Dibaca 788 kali
Peristiwa Puncak Kemarau, 33 Dusun di Probolinggo Alami Kekeringan
Suplai air bersih dari BPBD di Dusun Pelangkerep, Desa Sumberkare, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo. (Lutfi Hidayat/ Suara Indonesia)

PROBOLINGGO, Suaraindonesia.co.id - Memasuki puncak kemarau, puluhan dusun di Kabupaten Probolinggo mengalami kekeringan.

Sedikitnya 33 dusun yang tersebar di 10 kecamatan, terdampak krisis air bersih karena sumber mata air dan sumur-sumur warga mengering.

Kebutuhan air bersih sebanyak 37.766 warga atau sebanyak 12.648 KK di 33 dusun itu, hanya bergantung pada distribusi dari BPBD atau relawan pihak lain.

Puluhan dusun tersebut tersebar di Kecamatan Wonomerto, Tegalsiwalan, Banyuanyar, Tongas, Bantaran dan Lumbang. Selain itu juga tersebar di Kecamatan Tiris, Sukapura, Kuripan dan Leces.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Probolinggo, Mohammad Zubaidulloh mengatakan, terjadi peningkatan permintaan suplai air bersih setiap bulannya. BPBD pun harus mengatur siklus suplai air bersih ke masing-masing dusun, agar distribusi merata.

“Ada peningkatan mas, semua di data itu mengajukan permintaan dropping air bersih. Jadi desa atau dusun yang mengajukan permintaan air bersih, kami distribusi lebih dulu. Selanjutnya kami kirim ke beberapa dusun lain yang sudah terdata terdampak kekeringan," ungkapnya, Kamis (12/10/2023).

Krisis air bersih di beberapa dusun tersebut, dikatakan Zubaidulloh terjadi karena telah memasuki puncak kemarau, sedangkan volume air di sejumlah sumber mata air atau sumur-sumur warga terus berkurang bahkan telah kering, sehingga tidak ada cadangan air.

"Distribusinya kami jadwalkan di wilayah Kabupaten Probolinggo sisi timur, tengah dan barat setiap minggunya," imbuhnya.

BPBD Kabupaten Probolinggo mengimbau masyarakat terdampak krisis air bersih, agar bisa menggunakan air bersih sesuai kebutuhan dan tidak menggunakannya untuk hal-hal diluar kebutuhan hidup yang berakibat terjadi pemborosan air bersih.

Seorang warga terdampak kekeringan asal Desa Sumberkare, Kecamatan Wonomerto, Misbah mengatakan distribusi air bersih dari BPBD sangat membantu kebutuhan warga, terutama untuk air minum dan memasak. 

Daerah tempat tinggal Misbah memang menjadi langganan kekeringan setiap tahunnya. Sejumlah tempat penampungan air selalu tersedia untuk menerima suplai air bersih dari BPBD dan beberapa relawan.

"Kalau gak disuplai BPBD kami bingung, memang di sini masih ada sumur warga yang bisa diambil airnya, tapi pasti tidak cukup. Saya minta suplai airnya lebih sering setiap minggunya," terangnya.

Musim hujan diprediksi akan terjadi pada pertengahan November mendatang. Namun warga terdampak kekeringan tetap perlu menghemat air, untuk mengantisipasi mundurnya musim penghujan tahun ini.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lutfi Hidayat
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya