BLORA, Suaraindonesia.co.id. - Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Blora terus memberikan pendampingan kepada korban pencabulan di salah satu pesantren di Blora. Dinsos P3A berupaya membantu menjembatani solusi untuk masalah perekonomian, pendidikan dan psikologi korban.
“Hanya ingin memastikan, hak anak yang menjadi korban pencabulan ataupun pelecehan, segalanya bisa terpenuhi,” kata Plt. Kepala Dinsos P3A Blora, Luluk Kusuma Agung Ariadi, pada Rabu (12/10) di ruang kerjanya.
Luluk menyebut bahwa terkait pendampingan dan penjangkauan analisa awal terhadap psikologinya. Dinsos P3A intens melakukan pendampingan sebatas kesejahteraan sosial ataupun psikologi korban.
“Bila terdaftar di DTKS, kami upayakan untuk BPJS Kesehatan, bantuan sembako dan yang lainnya. Dinsos terus menjembatani pula terkait dengan psikologis korban ke Rumah Sakit Blora dan ditangani langsung oleh tenaga ahli (psikolog),” terangnya.
Pihaknya juga mengatakan Dinsos akan terus memantau, mendampingi perkembangan korban pencabulan ataupun korban pelecehan seksual belum lama ini, agar kondisi korban tidak semakin menurun atau depresi. “Ini yang terus kita pantau, secara psikologis mendampingi dengan intens,” terangnya.
Selain itu, kata Luluk, Dinsos P3A Blora juga mendampingi agar anak (korban pencabulan) tetap bisa bersekolah, tidak putus, yang melibatkan kepala sekolah maupun para guru-guru agar turut mengawal, mendampingi korban selama belajar.
"Jadi, kami ada ikatan dengan semua pihak. Termasuk Dinas Pendidikan (Diknas) Kabupaten Blora untuk terus mendukung pembelajaran korban. Juga memberikan edukasi dengan guru-guru, termasuk memberikan jaminan dalam mendampingi," imbuh Luluk.
Terkait dengan metode pembelajaran korban, Kadinsos menambahkan, bisa menggunakan dengan cara daring ataupun luring.
“Saya tidak ingin kasus ini berhenti sampai disini. Pendampingan berjalan dan anak tetap bersekolah, tidak bisa dengan cara luring kita minta dengan cara daring,” jelasnya.
Dinsos P3A terus melakukan koordinasi, komunikasi bersama APH, Diknas, Rumah Sakit, dan semua stake holder lainnya agar korban tetap bersekolah menempuh pendidikan kedepan dan berkelanjutan.
Terpisah, orang tua korban saat dihubungi wartawan Suara Indonesia mengatakan bahwa kondisi saat ini (korban pencabulan) sangat membaik baik dilingkungan maupun disekolah.
"Alhamdulillah, berangsur baik kondisi anak, disekolah ataupun saat bermain bersama teman-temannya," kata orangtua korban, Kamis (12/10).
Seperti diketahui, 3 santri perempuan salah satu pondok pesantren di Blora menjadi korban pencabulan pengasuhnya. Atas kasus ini, polisi telah menetapkan pengasuh pondok pesantren sebagai tersangka dan menahannya, pada akhir September 2023 lalu. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gunawan |
Editor | : Danu Sukendro |
Komentar & Reaksi