SUARA INDONESIA, JEMBER - Proses rekapitulasi suara calon legislatif DPR RI daerah pilihan Jember tepat Pukul 19.30 WIB, Rabu (06/03/2023) kembali lanjutan.
Khusus perhitungan di Kecamatan Kecamatan Sumberbaru dibanjiri protes dari (Partai Amanat Nasional) PAN.
Salah satunya, terkait permintaan penyandingan data C hasil dan D hasil disetujui atau tidak oleh Bawaslu Jember.
Namun rapat pleno yang baru berjalan beberapa menit, terjadi debat dan sempat gaduh di ruang rapat Pleno yang berada di Hotel Aston Jember itu.
Bahkan, salah seorang saksi bernama Prastiono dari PAN sempat dikeluarkan dari ruang rapat oleh petugas. Namun, akhirnya diizinkan kembali masuk ke ruangan.
"Saya saksi mandat, kok dikeluarkan, saya hanya minta keadilan dari Bawaslu dan KPU," teriak Prastiono saat diluar ruang rapat Pleno.
Masuknya kembali Prastiono ke ruang rapat pleno KPU tidak tidak berlangsung lama, hanya sekitar 15 menit, langsung melakukan orasi di luar ruangan.
"Semua yang ada di hotel Aston, silahkan menjadi saksi, saya saksi mandat Partai Amanat Nasional, yang juga orang sipil, telah mendapat perlakuan tidak adil dari Bawaslu dan KPU Jember, saya tidak boleh berdiri oke, saya tidak boleh bicara oke, tapi kenapa pimpinan sidang terus membacakan lanjutan proses rekapitulasi, sedangkan keberatan kami tidak ditanggapi," ujar Prastiono.
Dalam orasinya, Prastiono menyampaikan, bahwa proses rekapitulasi di kecamatan Sumberbaru, jelas-jelas ada penggelembungan dan manipulasi data, pihaknya siap adu kejujuran dan kebenaran dengan data perolehan yang dimilikinya dengan yang dimiliki oleh Bawaslu maupun KPU.
"Ayo Bawaslu dan KPU kita adu data kebenaran terkait rekapitulasi suara di Kecamatan Sumberbaru, berani apa gak, ayo kalau data saya yang benar, anda penyelenggara pemilu harus berani mengakui, jika data anda yang benar, saya siap meminta maaf," ujar Prastiono.
Prastiono menyampaikan, bahwa upaya dirinya menuntut keadilan, justru disabotase oleh Bawaslu dan KPU, dimana setiap keberatan yang disampaikan, selalu tidak diterima oleh Bawaslu maupun KPU.
"Ini jelas-jelas sabotase dari Bawaslu dan KPU, saya minta Bawaslu dan KPU bersikap adil dan jujur dalam menyikapi keberatan peserta pemilu," teriak Prastiono.
Selain Prastiono, orasi juga dilakukan oleh Jumadi Made dari Partai Nasdem. Dirinya menyampaikan, bahwa kedatangan dirinya bukan sebagai kapasitas caleg, tapi lebih sebagai warga Jember.
"Saya datang sebagai warga Jember, sangat prihatin dengan pemilu di Kabupaten Jember, yang sangat kacau dan amburadul, Bawaslu dan KPU harus bertindak adil, kalau menang katakan menang, kalau kalah, katakan kalah, " teriak Jumadi.
Hal yang sama juga disampaikan Rully salah satu warga Jember asal Tanggul, yang juga pelapor kecurangan pemilu di kecamatan Sumberbaru.
Menurut Rully, dugaan kecurangan di Sumberbaru dilakukan oleh para penyelenggara pemilu, ada otak yang bermain, dan Polisi harus menangkap pelakunya malam ini juga.
"Kecurangan dengan manipulasi data di Sumberbaru, saya yakin ada pelakunya, polisi harus menangkap pelakunya malam ini jiga, saya yakin pelakunya saat ini ada di dalam ikut rapat pleno," jelasnya.
Selain melakukan orasi, Prastiono dengan diikut oleh puluhan simpatisan PAN meminta, agar ketua KPU dan Bawaslu Jember, keluar dari ruang rapat Pleno dan memberikan penjelasan kepada wartawan dan masyarakat.
"Monggo ketua Bawaslu dan ketua KPU, kami minta untuk keluar dan menemui kami, dan menjelaskan kekacauan di kecamatan Sumberbaru, kalau data kami yang salah, kami siap menerima, monggo adu data dengan kami, " jelas Prastiono.
Sampai berita ini ditulis, proses rapat Pleno KPU Jember masih berlangsung, begitu juga simpatisan PAN dan saksi mandat PAN, masih melakukan orasi di depan hotel Aston. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Awin Wildania |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi