JEMBER - Dua janda renta Artima dan Tima, warga Desa Pocangan, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, Jawa Timur hidup kekurangan dan tanpa penerangan listrik.
Sebagai sumber penerangan satu-satunya, lampu teplok menggunakan minyak tanah dan sumbu.
Keduanya, tinggal di gubuk bambu reot lapuk yang sudah tidak karuan bentuknya.
Tima, memiliki keterbatasan penglihatan dan menyandang tuna netra.
Sementara kakak yang lebih tua, Artima, juga sudah mulai sakit-sakitan dan tidak kuat berjalan.
Hanya dengan kaleng bekas diisi minyak tanah dilengkapi sumbu, sebagai penerangan di malam harinya.
Dinding anyaman bambu sudah terlihat banyak bolong, jika angin dan hujan bocor di mana-mana.
Bagi mereka, gubuk tidak layak huni sederhana itu adalah istana.
Tidak peduli, bahaya mengancam. Jika roboh, maka nyawa mereka yang jadi pertaruhannya.
"Kalau kami tidak bertahan di sini, mau di mana lagi," katanya, sambil berderai air mata, Sabtu (07/01/2023 di kediamannya.
Bagi Artima, mengasuh Tima adalah bagian tanggungjawab sebagai saudara yang paling tua.
"Kalau saya tinggal adik saya, dia tidak punya siapa-siapa," kata Artima.
Bantuan langsung tunai yang diberikan pemerintah kepada dirinya, adalah mimpi dan angin surga.
Namun, sudah satu tahun lebih tidak pernah keluar dan mendapatkan.
"Sudah tahunan tidak mendapatkan," kata Tima menimpali pertanyaan wartawan.
Tak ada harapan dan mimpi yang muluk-muluk diantara keduanya.
"Cukup buat makan saja. Itu saja, sudah lebih dari cukup. Makan sama garam, cukup, yang penting hidup," katanya, sambil mengusap air mata.
Artima hanya punya mimpi, ingin mempunyai kambing untuk bisa dipelihara.
"Kalau saya dan adik sudah meninggal, bisa dibuat membeli kain kafan dan biaya tahlil," harapnya.
Kepala Dusun Krajan, Mulyadi membenarkan kondisi Tima dan Artima memang memperihatinkan.
"Makannya saja dari pemberian orang, kadang tetangga dan saya," akui dia.
Penerangan listrik beberapa tahun lalu pernah diberi oleh tetangga, namun karena faktor apa diputus.
"Dulu ada, kabelnya saja masih ada. Saya tidak tahu juga kok dimatikan," katanya.
Untuk bantuan dari pemerintah, kata Mulyadi, memang lama tidak ada kabar.
"Sudah diajukan, setahun lebih sudah lama tidak keluar," tuturnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Imam Hairon |
Editor | : Irqam |
Komentar & Reaksi