Madiun – Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Jawa Timur, meluncurkan vaksinasi bagi pelajar di Madiun, dengan menyediakan sedikitnya 6.000 dosis vaksin.
Vaksinasi yang diberikan kali ini merupakan dosis kedua kepada 6.000 pelajar sesuai sasaean vaksinasi dosis pertama yang lalu. Vaksinasi langsung ditinjau oleh Kepala BIN Daerah Jawa Timur, Marsma Rudy Iskandar Didampingi Wali Kota Madiun, Maidi.
Kepala BIN Daerah Jawa Timur, Marsma Rudy Iskandar mengatakan, sesuai instruksi yang diterimanya, bahwa akan membantu pelaksanaan vaksinasi dengan sasaran pelajar.Disebutkannya, di Jawa Timur, BIN setidaknya sudah melaksanakan 300 ribu program dengan pelajar SMA, SMP, dan pondok pesantren.
“Kami kembali melakukan vaksinasi dosis kedua, dengan sasaran pelajar penerima vaksin tahap pertama beberapa waktu lalu. Ini program pemerintah, BIN memiliki kewajiban membantu daerah dalam mempersiapkan Pembelajaran Tatap Muka. Bagaimana untuk saat ini mengubah pandemi menjadi endemi,” ujar Rudy.
Sementara itu Wali Kota Madiun, Maidi menyebut, sudah 5.000 lebih pelajar tingkat SMP di Kota Madiun telah tervaksinasi. Vaksinasi sengaja dikebut untuk persiapan PTM terbatas, Senin (20/9) besok. Sedangkan vaksinasi tingkat SD dengan sasaran usia di atas 12 tahun 100 persen, ini karena jumlah pelajar SD hanya berkisar seribu anak.
“Vaksinasi kepada pelajar ini penting. Apalagi untuk tingkat SMA sudah dimulai PTM (Pembelajaran Tatap Muka) terbatas. Selain SMA, kita juga mengejar vaksinasi untuk pelajar tingkat SMP dan SD yang berusia di atas 12 tahun,'' kata Maidi.
Dandim 0803/Madiun Letkol Inf.Edwin Charles melalui Pjs Kasdim 0803/Madiun Mayor Arm Wahyu Susilo menyampaikan, pihaknya akan mendukung upaya pemerintah dalam rangka percepatan penanganan pandemi Covid-19.
"Kodim Madiun telah menerjunkan Babinsa untuk selalu memberikan pendampingan terkait pelaksanaan vaksinasi ini agar berjalan lancar dan tertib, dengan penerapan prokes yang benar, "imbuhnya.(sep)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Prabasonta/Erik P |
| Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi