SIDOARJO, Suaraindonesia.co.id - BPJS Ketenagakerjaan (BPJamsostek) Juanda gelar Kampanye "Kerja Keras Bebas Cemas" di Desa "Percontohan" Kalanganyar, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Selasa (25/07/2023).
Bertempat di Balai Desa Kalanganyar, kegiatan ini dihadiri Wakil Kepala Wilayah Bidang Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Jawa Timur Arie Fianto Sofyan, Camat Sedati Abu Dardak, Danramil Sedati, para kepala desa se-Kecamatan Sedati, dan undangan dari luar Sedati.
Arie mengatakan, Kampanye Kerja Keras Bebas Cemas Masuk Desa ini merupakan salah satu upaya untuk menjangkau lebih banyak pekerja khususnya di ekosistem desa dan kelurahan.
"Kegiatan ini bagian strategi untuk meningkatkan perlindungan bagi para pekerja khususnya sektor informal yang jumlahnya cukup besar. Kegiatan ini diharapkan dapat mengedukasi dan memberikan perlindungan pada seluruh pekerja di desa-desa," terangnya.
Dia menjelaskan, untuk mencapai kesejahteraan, memang perlu kerja keras. Namun demikian, jangan abaikan perlindungan resiko kerja. "Jadi, silakan kerja keras, perihal resiko percayakan pada kami," tandas Arie.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Juanda Guguk Heru Triyoko mengatakan, Kampanye Kerja Keras Bebas Cemas ini digelar di Desa Kalanganyar, karena warga "Desa Percontohan" ini memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.
"Sebanyak 1.584 warga desa ini telah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Mereka mayoritas pekerja informal atau bukan penerima upah, daftar secara mandiri tiga program, yakni Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Hari Tua (JHT)," kata Guguk.
"Ini sangat luar biasa. Karena itu, bagi kami Desa Kalanganyar ini Desa Percontohan, dengan harapan kesadaran jaminan sosial warga desa ini dicontoh warga desa-desa lainnya," sambungnya.
Guguk menjelaskan, Kerja Keras Bebas Cemas Masuk Desa ini dikampanyekan dengan tujuan agar semua pekerja sadar akan pentingnya perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan, sehingga mereka bisa kerja keras bebas cemas.
"Dengan telah terlindungi program BPJS Ketenagakerjaan, silahkan kerja keras dan tak perlu cemas, karena kalau sampai terjadi resiko kerja biarlah itu urusan kami," terang Guguk.
Guguk menambahkan, kampanye ini sasarannya bukan hanya warga Desa Kalanganyar, tapi juga warga desa lainnya. "Harapan kami dengan menggelar kegiatan ini juga akan berimbas ke desa-desa lainnya," ucapnya.
Dalam kegiatan ini, BPJS Ketenagakerjaan Juanda juga menyerahkan simbolis manfaat program BPJS Ketenagakerjaan kepada ahli waris 4 peserta yang telah meninggal dunia. Mereka, selain masing-masing menerima JKM sebesar Rp. 42 juta, ada juga yang mendapat JHT, Jaminan Pensiun (JP), dan beasiswa anak dari SD sampai Perguruan Tinggi.
Kepala Desa Kalanganyar Ilham Taufik menuturkan, banyaknya warga Desa Kalanganyar jadi peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan berawal dari didapatnya bantuan perlindungan dari PT J&E melalui program Gerakan Nasional Peduli Pekerja Rentan (GN Lingkaran) BPJS Ketenagakerjaan.
"Awalnya sekitar 1.000 pekerja di desa ini dapat bantuan perlindungan dua program (JKK dan JKM) selama tiga bulan. Setelah masa bantuan perlindungan berakhir, warga melanjutkan kepesertaannya dengan membayar iuran sendiri," kata Irham.
Tidak hanya itu, setelah tahu program-program BPJS Ketenagakerjaan sangat penting dan bermanfaat, mereka merasa tak cukup dengan hanya program JKK dan JKM, hingga akhirnya pada menambah program JHT, yang total iurannya Rp. 36.800,-/bulan.
Tingkat kesadaran pekerja Desa Kalanganyar pun terus berkembang. Jumlah mereka yang daftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan terus bertambah.
"Sekarang ini jumlah pekerja informal di Desa Kalanganyar yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 1.584 warga. Mereka hampir semuanya ikut tiga program, JKK, JKM dan JHT," jelas Irham.
Menurut Irham, antusiasme warga Desa Kalanganyar menjadi peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan karena iurannya 'tidak terasa' tapi manfaatnya cukup besar, termasuk untuk ahli warisnya.
"Dan yang paling menarik bagi warga yang mayoritas pedagang dan petani tambak ini, yakni adanya beasiswa untuk ahli waris dari TK sampai Perguruan Tinggi," ujarnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Redaksi |
Editor | : Satria Galih Saputra |
Komentar & Reaksi