BANYUWANGI- Selain membuka dan menyaksikan pertunjukan seni wayang kulit di Dusun Temurejo, Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, Jumat (25/6/2022) malam. Wakil Bupati Banyuwangi, H Sugirah juga mengunjungi stand UMKM yang berada tidak jauh dari lokasi acara.
Sugirah meninjau salah satu UMKM yang menjual kacang rebus. Orang nomor dua di Kabupaten Banyuwangi ini langsung memborong dagangan tersebut. Bahkan kacang rebus yang ia beli, diberikan kepada sejumlah warga yang ada di sekitar.
Sugirah mengatakan, pertunjukan wayang kulit tidak hanya menjadi wadah hiburan mempererat hubungan baik antar masyarakat. Namun juga membantu para pelaku UMKM.
"Dikarenakan ketika ada pertunjukan disitu ada yang berjualan. Saya pikir dagangan mereka sangat laris. Inilah salah satu membangkitkan ekonomi yang ada di desa-desa," tutur Sugirah.
Menurutnya, konsep kedua Banyuwangi Rebound yang diluncurkan setelah menangani pandemi yakni pemulihan ekonomi. Dengan pelonggaran protokol kesehatan, seperti pertunjukan wayang kulit, akan membawa dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Karena banyak UMKM yang berjualan disitu. Sehingga secara tidak langsung perekonomian terdongkrak, hingga berdampak pada kesejahteraan masyarakat," kata Sugirah.
Sugirah mengatakan, pertunjukan wayang kulit yang dikemas dalam rangka "Bersih Dusun Temurejo" itu bisa saja dimasukkan di Banyuwangi Festival yang diadakan setiap setahun sekali.
"Setiap desa di Banyuwangi juga memiliki kegiatan serupa. Jika ada usulan masyarakat yang menginginkan menjadi salah satu momentum di Banyuwangi Festival, kami akan mengakomodir dan mengkomunikasikan dalam bentuk apa formula ini akan dilakukan," ucap Sugirah.
Dia menambahkan, Pemkab Banyuwangi selalu terbuka untuk warganya. Terlebih kegiatan yang membawa pertumbuhan ekonomi rakyat akan sepenuhnya didukung.
"Yang jelas setiap kegiatan yang melibatkan dampaknya pertumbuhan ekonomi kerakyatan, pemerintah daerah mendukung sepenuhnya," tegas Politisi PDI Perjuangan Ini. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi