DENPASAR - Keberadaan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk membawa angin segar bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Denpasar, Bali. Banyak pelaku usaha yang berhasil naik kelas berkat program layanan dari BRI.
Salah satunya dirasakan Herwanto. Pria kelahiran Banyuwangi ini sukses menjadi salah satu bos towing atau penyedia jasa derek kendaraan cukup terkenal di Bali. Bisnis towingnya ini bisa melayani antar kota dan antar pulau seluruh Indonesia.
Bisnis yang dijalankan Herwanto diberi nama Sinar Bali Towing. Berada di Jalan Cempaka Biru, Desa Pemecutan Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar.
Berdiri sejak 2008, usaha towing Herwanto terus mengalami perkembangan pesat. Dalam sebulan, omzet yang didapat tidak tanggung-tanggung. Pernah menyentuh angka Rp 150 juta.
Herwanto bercerita, justru titik awal usaha ini kian moncer saat dirinya menerima program pinjaman modal dari BRI berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Awal merintis, ia hanya memiliki satu armada towing untuk operasional. Seiring berjalannya waktu, truk towing milik Herwanto perlahan bertambah. Sampai sempat memiliki 35 kendaraan towing.
"Nah, itu berkat pinjaman modal dari BRI. Dari pinjaman saya tambah armada. Beberapa tahun jalan, bisa nambah lagi. Terus begitu, sampai terakhir punya 35 armada towing," terangnya.
Mengawali karier, Herwanto menerima pinjaman modal Rp 100 juta. Uang ini digunakan untuk menambah kendaraan towing. Karena usaha yang dirintis terus berkembang, ia pun kembali mengajukan pinjaman yang lebih besar, yaitu Rp 400 juta beberapa tahun kemudian.
Berkat pinjaman modal ini usaha derek mobil miliknya kian melejit. Dari usaha kecil-kecilan, akhirnya berkembang hingga mempekerjakan sekitar 20 orang lebih supir.
Puncak kejayaan Herwanto pada 2017-2019. Karena belum banyak saingan, ia mengaku sampai kewalahan menerima pesanan saking banyaknya orderan yang memakai jasa towing miliknya.
"Dari situ saya nambah lagi sampai 35 towing. Terakhir itu saya nambah lagi pinjaman ke BRI. Nominalnya cukup besar sampai Rp 800 juta dengan angsuran Rp 18 juta per bulan. Kendaraan bertambah, secara otomatis supir juga nambah," ungkapnya.
Armada yang terus bertambah juga berpengaruh terhadap omzet bisnis towing milik Herwanto. Ia mengaku, dengan 35 truk towing bisa mengantongi omzet tidak kurang dari ratusan juta.
"Ketambahan armada, pendapatan kotor terus meningkat sampai menyentuh Rp 150 juta per bulan. Kalau dihitung bersih itu sekitar Rp 120 juta. Sangat cukup untuk bayar cicilan pinjaman," kata pria yang hanya lulusan SD ini.
Sejak tahun 2017, bisnis towing Herwanto telah menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Karena menjual jasa, memaksakan dirinya untuk beralih ke digital.
"Mulai tahun itu saya sudah iklan di google. Baik lewat google maps, website, termasuk media sosial. Jadi kalau dulu kita dicari customer, tapi sekarang kita mencari customer, dengan cara digital marketing," cetusnya.
Sebagai bos towing yang baik, Herwanto selalu mendorong supir pekerjanya untuk mencoba usaha serupa. Dari situ, armada yang dimiliki satu persatu dijual ke para supir.
"Sekarang saya hanya memiliki 4 armada towing dari sebelumnya 35 armada. Karena kebanyakan dijual. Tapi sekarang sudah tidak ada beban. Cicilan pinjaman sudah lunas 2022 kemarin," ujarnya.
Meski hanya memiliki 4 truk derek, Herwanto mampu meraup keuntungan bersih sekitar Rp 25 juta per bulan. Dari bisnis towing ini, ia sudah mampu membeli aset miliaran rupiah.
"Berkat proses yang sangat panjang ini, alhamdulilah bisa beli tanah plus bangunan senilai Rp 3,3 miliar di Banyuwangi dan aset seharga Rp 1,5 miliar di Lombok. Kebetulan istri saya dari sana. Sehingga beli tanah dan bangunan di Lombok," ungkapnya penuh bangga.
Dibalik kesuksesan Herwanto, ternyata menyimpan kisah sedih. Ia mengaku hanya lulusan sekolah dasar (SD) dan terlahir dari keluarga petani yang notabene nya kurang mampu.
Sebelum merintis usaha towing, Herwanto pergi merantau ke Jakarta sekitar tahun 1997. Pekerjaannya di Kota Metropolitan itu menjadi kernet truk gandeng sebuah perusahaan pengiriman barang.
Selama menjadi kernet, Herwanto juga belajar nyetir truk. Keinginan kerasnya untuk maju, membuahkan hasil. Tahun 2000, ia menjadi supir truk pengantar kendaraan bermotor milik perusahaan Jepang yang ada di Indonesia.
"Karena sudah cukup pengalaman, tahun 2008 saya keluar dan mencoba merintis usaha di Bali. Alhamdulilah bisa bertahan sampai sekarang," jelasnya.
Regional CEO BRI Denpasar, Recky Plangiten mengatakan, BRI terus mendorong pelaku UMKM untuk bisa mendapatkan akses permodalan dalam pengembangan usahanya. Salah satunya melalui KUR.
"Kami dari perseroan selalu siap memberikan dukungan untuk mengantarkan UMKM jadi naik kelas. Tentunya melalui program yang ada di kami," kata Recky.
Sepanjang 2022, BRI Regional Office Denpasar telah berhasil menyalurkan KUR dengan total nilai Rp 12,4 triliun atau terserap hingga 100,57% di wilayah Bali dan Nusa Tenggara.
“Pada tahun 2023 ini, kami ditarget untuk menyalurkan KUR Mikro sebesar Rp 6 triliun untuk wilayah Bali, NTB, dan NTT. Kami optimistis jumlah ini dapat diserap dengan cepat karena masih tingginya antusiasme masyarakat untuk mengembangkan usaha mereka," tandasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Lukman Hadi |
Komentar & Reaksi