SUARA INDONESIA, BANYUWANGI - Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) terus aktif melakukan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) guna mendukung program kemandirian pangan. Terbaru, PKM Poliwangi berfokus pada pemberdayaan peternak domba di Jaya Sentosa Farm, Rogojampi, Banyuwangi.
Ketua tim PKM Poliwangi, Dwi Ahmad Priyadi, S.Pt., M.Sc., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk mencapai swasembada protein hewani yang ditargetkan pemerintah pada tahun 2026. “Kami ingin meningkatkan kapasitas dan keterampilan peternak dengan teknologi tepat guna,” ujarnya.
Program ini melibatkan beberapa dosen dan mahasiswa dari Poliwangi. Anggota tim yang turut berperan yaitu Salvian Setyo Prayitno, S.Pt., M.Pt., Jangka Ruliyanto, S.T., M.T., serta tiga mahasiswa dari D4 Teknologi Produksi Ternak yang terjun langsung dalam kegiatan ini.
Kegiatan yang berlangsung di Kandang Jaya Sentosa Farm ini diikuti oleh tujuh peserta yang terdiri dari pemilik dan pekerja di farm tersebut. Mereka dilatih untuk mengoptimalkan produksi dan pengelolaan limbah peternakan domba secara lebih efektif.
Tim PKM Poliwangi memberikan pelatihan pembuatan pakan konsentrat menggunakan multi purpose hammer mill dan disc dye pelletizer. Alat ini membantu peternak menciptakan pakan berkualitas dengan bahan lokal yang lebih ekonomis dan mudah diproses.
Multi purpose hammer mill berfungsi menghancurkan bahan pakan berukuran besar, seperti tongkol jagung dan ampas ketela, menjadi tepung. Sedangkan disc dye pelletizer berfungsi memadatkan tepung menjadi pellet pakan yang lebih mudah disimpan.
“Pakan berbentuk pellet ini tidak hanya memperpanjang masa simpan, tetapi juga menjamin ketersediaan nutrisi yang dibutuhkan ternak secara optimal,” kata Dwi.
Selain aspek produksi pakan, tim PKM juga melatih para peternak dalam mengelola limbah peternakan. Limbah seperti kotoran domba berpotensi menjadi pupuk organik yang bernilai ekonomi tinggi dan ramah lingkungan.
Dwi menambahkan bahwa pengelolaan limbah ini dapat meningkatkan pendapatan peternak. “Limbah yang biasanya terbuang kini dapat diolah menjadi pupuk yang laku di pasaran,” jelasnya.
Selama pelatihan, peternak juga diberi pemahaman tentang fermentasi limbah untuk menghasilkan pupuk organik yang berkualitas tinggi. Langkah ini diharapkan dapat membantu menjaga kelestarian lingkungan di sekitar peternakan.
Di sisi manajemen pemberian pakan, tim Poliwangi juga memberikan pelatihan pengaturan pakan terjadwal untuk efisiensi waktu dan nutrisi ternak. Hal ini dinilai penting untuk mengurangi pemborosan pakan dan meningkatkan produktivitas ternak.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian Jaya Sentosa Farm. Dengan kemampuan memproduksi pakan sendiri dan pengelolaan limbah yang efisien, farm ini diproyeksikan mampu berkembang lebih baik.
“Dengan begitu, Jaya Sentosa Farm memiliki potensi besar untuk mencapai target peningkatan kapasitas hingga 1.000 ekor domba dalam beberapa tahun ke depan,” ungkapnya.
Dengan adopsi teknologi tepat guna, Jaya Sentosa Farm diharapkan menjadi contoh peternakan domba mandiri yang berbasis inovasi dan teknologi. Program PKM Poliwangi ini diharapkan terus berlanjut ke berbagai sektor peternakan lainnya.
"Harapan kami, Jaya Sentosa Farm dapat menjadi inspirasi bagi peternak lainnya untuk menerapkan teknologi dalam kegiatan usaha mereka," tutup Dwi.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi