BANYUWANGI- Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat jumlah warga terjangkit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mencapai 91 orang selama Januari hingga awal Maret 2022.
Dari jumlah tersebut, 3 orang dilaporkan meninggal akibat terjangkit penyakit yang berasal dari nyamuk Aedes Aegepty tersebut.
Kasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Banyuwangi, Achmad Yunus Setiawan mengimbau warga untuk siaga dan waspada DBD.
"Dengan meningkatkan kebersihan lingkungan dan tetap menjaga pola hidup sehat dengan cara rajin membasmi sarang nyamuk," pinta Yunus, Sabtu (12/3/2022).
Menurutnya, Dinkes Banyuwangi telah melakukan upaya prefentif dalam pengendalian DBD ini. Melalui program Gertak PSN (Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk).
"Upaya pencegahan DBD ini, Dinas Kesehatan melalui Puskesmas jajaran mengedepankan pencegahan dan pengendalian dengan melakukan Gertak PSN," jelas Yunus.
Dinkes berharap warga tidak hanya mengandalkan fogging sebagai langkah untuk memberantas DBD. Masyarakat harus membiasakan hidup sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan.
"Selama ini terjadi stigmatisasi, ketika ada warga positif demam berdarah langsung meminta adanya foggingisasi. Perlu diketahui fogging itu yang disemprotkan adalah insektisida, masa efektifnya sesaat," kata Yunus.
Oleh karenanya, Dinkes meminta agar masyarakat lebih melakukan upaya pencegahan dengan langkah tiga M, yakni menguras, menutup, dan mengubur barang yang dimungkinkan menjadi sarang nyamuk. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi