BANYUWANGI- Pada momentum Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap tanggal 3 Desember, kaum disabilitas di Banyuwangi berharap semua fasilitas publik ramah difabel. Salah satunya di sektor pariwisata.
Komunitas Peduli Difabel di Banyuwangi ‘Aura Lentera’ menyoroti masih minimnya akses untuk kaum disabilitas. Padahal difabel juga memiliki hak yang sama dalam mendapatkan layanan seperti mereka yang non difabel.
Ketua Aura Lentera Kabupaten Banyuwangi Windoyo mengatakan, meski saat ini pemerintah mengeluarkan menerbitkan kartu pariwisata ramah disabilitas secara gratis, namun jika tak disertai dengan akses yang memenuhi syarat, maka juga tak akan berarti.
"Ketika difabel mendapatkan kartu gratis masuk ke tempat pariwisata, namun di lokasi tersebut tak ada akses bagi teman-teman difabel, seperti jalan untuk kursi roda atau lainnya, maka hal tersebut juga percuma," ungkap Windoyo, Jumat (3/12/2021).
Bahkan menurutnya lebih baik membayar masuk ke tempat pariwisata, tapi di lokasi tersebut dilengkapi akses bagi difabel.
"Kami dari dulu biasa kalau masuk tempat wisata bayar Rp 10 ribu, Rp 15 ribu itu tidak ada masalah. Karena bagi kami namanya refreshing gitu kan. Akan tetapi fasilitasnya harus tersedia," kata dia.
"Ngapain kami dikasih gratis tapi disana kita hanya jadi pasangan. Misalnya kita masuk gratis, tapi disana tidak bisa apa-apa. Mau ke pantai sulit, mau ke kamar mandi juga sulit, karena tidak ada toilet yang accessible," sambungnya.
Selain layanan publik dan sektor wisata, mereka juga berharap ada kesetaraan di bidang informasi.
Sebab tak jarang informasi dari pemerintah daerah tak bisa diakses disabilitas netra, rungu, daksa dan jenis lainnya. Sehingga hal tersebut, kata dia, harus dicarikan solusi bersama agar mereka juga mendapatkan hak yang sama. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi