PURWOREJO - Ratusan anggota GMX (Gerakan Muda Xemanusiaan) DIY-Jateng mengikuti acara silaturahmi dan santunan anak yatim di Cafe Sulthan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Minggu (06/02/2022).
GMX sendiri merupakan organisasi yang terbentuk pada tahun 1999 di Yogyakarta, anggota GMX merupakan mantan Gangsters di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah yang sudah hijrah atau insyaf.
Ketua GMX Pusat Tommy Lavinda menyampaikan, GMX memiliki anggota sekitar 700an yang tersebar di wilayah DIY-Jateng seperti, Kabupaten Bantul, Sleman, Boyolali, Muntilan, Temanggung dan Purworejo.
"Dahulu kami dikenal dengan gangster yang identik di jalanan dan ugal-ugalan, namun saat ini kami sudah hijrah. Jadi GMX menjadi wadah para mantan gangster yang mengemban misi dan visi sosial kemanusiaan," ucapnya.
Lebih lanjut, Bang Tommy sapaan akrabnya mengungkapkan, GMX yang dulunya hidup di jalanan menebar keresahan kini berubah hijrah menebar kebaikan.
"Bagi siapa saja yang ingin bergabung GMX, kami sangat senang, kami tidak membedakan ras, suku dan agama kami menerimanya, karena kebaikan merupakan visi dan misi kita serta sosial kemanusiaan jadi kegiatan utama kita sekarang," ungkap Tommy.
Sementara itu, Pembinan GMX Korwil Purworejo, Agus Triatmoko, mengatakan, bahwa selain acara silatutahmi GMX juga memberikan santunan kepada anak yatim dan kaum duafa.
"Saat ini, Korwil Purworejo memiliki 48 anggota, Visi misi sama yaitu bergerak dibidang sosial kemanusiaan. Untuk acara hari ini kami menggandeng S3," kata Agus.
Agus menambahkan, untuk rekrutmen anggota kami tidak membedakan siapa saja bisa masuk jadi anggota. Duduk sama rata berdiri sama raja itu merupakan sembyan GMX.
"Dalam GMX itu kita tidak membedakan antara anggota satu dengan lainnya, semua sama rata ," imbuhnya.
Agus berharap, Mudah-mudahan kedepan GMX dapat besar di Kabupaten Purworejo dan daerah lainnya.
"Supaya orang-orang yang dulunya dianggap arogan bisa mendapatkan ruang dalam menebar kebaikan," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Agus Sulistya |
| Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi