SUARA INDONESIA

Ancaman Era Disrupsi, Rais Aam PBNU Berpesan Hadapi dengan Utamakan Akhlak

Lukman Hadi - 09 October 2023 | 12:10 - Dibaca 594 kali
News Ancaman Era Disrupsi, Rais Aam PBNU Berpesan Hadapi dengan Utamakan Akhlak
PBNU gelar Ngaji Revolusi Mental di Pondok Pesantren Miftachussunnah, Kedungtarukan, Surabaya, Minggu 8 Oktober 2023. (Foto: LTN PBNU untuk Suara Indonesia)

SURABAYA, Suaraindonesia.co.id - Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar khawatir dampak negatif masa-masa penuh disrupsi yang kini melanda masyarakat.

Menurut Kiai Mifta, era tak menentu kini penuh hal yang negatif, hingga sebagian masyarakat lebih percaya kepada para pendusta dibanding kepada pemegang amanat.

Hal itu diungkapkan oleh Kiai Mifta saat membuka acara "Ngaji Revolusi Mental" yang digelar PBNU kerjasama Kemenko PMK, di Pondok Pesantren Miftachussunnah, Kedungtarukan, Surabaya.

"Zaman disrupsi menjadikan sahibul amanah (orang yang bisa dipercaya) justru kalah dengan para pembohong,” beber Kiai Mifta, Minggu malam 08 Oktober 2023.

Menurutnya, umat Islam, terutama kaum santri, harus bisa mengekang, mengendalikan diri di zaman disrupsi itu dengan mengedepankan akhlak. “Akhlak menjadi pijakan kita bermasyarakat di tengah zaman yang terus berubah," imbuhnya.

Kiai Mifta menuturkan, masa disrupsi dipenuhi dengan kesamaran antara yang benar (haq) dengan yang batil. "Seorang pembohong bisa lebih dipercaya, tapi yang berkata jujur justru tidak dipercaya," terangnya.

Adapun ngaji ini mengangkat sejumlah tema revolusi mental terkait nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia. Seperti gotong royong, etos kerja dan integritas kepribadian.

Tampil sebagai narasumber, di antaranya Asisten Deputi Pemajuan dan Pelestarian Kebudayaan Kemenko PMK Andre Notohamijoyo, Katib Syuriyah KH Nurul Yakin Ishaq, Ketua PBNU Prof M Mukri, serta Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur KH M Ma'ruf Khozin.

Prof Mukri menekankan pentingnya sikap gotong-royong dan menjaga persatuan. Persatuan yang kokoh akan menjadikan bangsa tidak mudah tercerai-berai.

"Sebagaimana diamanatkan KH Hasyim Asy'ari dalam Qanun Asasi Nahdlatul Ulama dan Risalah Ahlussunnah waljamaah. Ini merupakan modal kita menuju masa depan yang lebih baik," jelasnya.

Sementara Andre Notohamijoyo, menegaskan pentingnya menjaga identitas bangsa, termasuk dalam hal kreativitas.

"Dengan menjaga identitas dan budaya kita sendiri, kita akan mencapai tujuan yang dicita-citakan para pendiri bangsa," pungkasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lukman Hadi
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV