JOMBANG, Suaraindonesia.co.id - Musim kemarau yang panjang membawa berkah bagi petani tembakau di Jombang. Panen tahun ini melimpah, sementara harga tembakau juga relatif stabil.
Salah satu petani tembakau yang merasakan kebahagiaan karena musim kemarau adalah Slamet, warga di Dusun Gedong,Desa Gedongombo, Kecamatan Ploso , Kabupaten Jombang.
Menurut Slamet, petani banyak mendapatkan untung dari panen tembakau tahun ini. Di samping harganya bagus, cuaca juga mendukung. "Harga tembakau siwil (cabang tembakau) sekarang kisaran Rp3 ribuan sampai Rp4 ribuan per kilogram, tergantung tembakaunya juga," terangnya.
Pantauan di areal persawahan tampak hamparan luas tembakau di daerah Desa Gedongombo yang sudah hampir habis tampak para petani tembakau sedang memanen tembakau siwil yang dipanen.
Slamet menanam tembakau jenis Jinten sebanyak kisaran 10 ribu batang tanaman tembakau yang ditaman di luas areal 4.200 meter persegi di sawahnya.
"Butuh biaya sekitar Rp 7 juta mulai biaya perawatan pemupukan hingga sampai panen dan hasil penen tahun ini. Alhamdulillah bisa mendapatkan kisaran Rp35 jutaan," terangnya.
Slamet menambahkan untuk harga daun basah tahun ini kisaran Rp 5 ribuan sehingga hasil panen bisa maksimal karena cuaca juga mendukung. "Berharap untuk panen tembakau tahun depan harganya tetap stabil dan cuaca mendukung sehingga petani tembakau tidak merugi," pungkasnya.
Ditemui terpisah, Ketua APTI ( Asosiasi Petani Tembakau Indonesia) Kabupaten Jombang Lasiman mengatakan, panen tembakau di kabupaten Jombang tahun 2023 ini Alhamdulillah luar biasa harganya juga bagus.
"Di awal panen harga standar untuk tembakau jenis jinten kisaran Rp 5 ribuan dan Rp 8 ribu untuk tembakau jenis Rejeb dan di akhir panen tembakau jenis Jinten bisa mencapai harga Rp 7.200," terangnya.
Lasiman menambahkan, untuk harga tembakau janturan sekarang melambung tinggi. Untuk harga janturan sekarang bisa mencapai kisaran harga Rp 50 - 51 ribu per kilogram di tingkat petani.
"Alhamdulillah tahun ini petani untung karena harga panen tembakau mahal juga janturan mahal, dibanding tahun lalu," terangnya.
Lasiman menambahkan meskipun subsidi pupuk terbatas dan mengunakan pupuk non subsidi petani tembakau di Utara Brantas masih untung karena terkerek harga tembakau yang mahal.
" Untuk harga tembakau rajangan non-gula Rp 40.000-Rp 50.000 per kilogram. Sedangkan yang pakai gula Rp 32.000-Rp 35.000 per kilogram," tutupnya.(*).
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Danu Sukendro |
Komentar & Reaksi