SAMPANG, Suaraindonesia.co.id - Kekeringan di Kabupaten Sampang belakangan semakin meluas. Sementara, anggaran penanggulangan dampak kekeringan sudah habis. Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) mengajukan penambahan anggaran.
Kepala BPBD Kabupaten Sampang Fajar menyampaikan, sebelumnya kekeringan hanya berdampak terhadap 62 desa dari 14 kecamatan di kabupaten Sampang. Sedangkan sekarang ada penambahan desa yang sudah mulai kekeringan.
Menurut dia, sekarang desa yang tadinya sumber mata airnya masih ada, kini sekarang sudah mulai kekeringan, sehingga ada penambahan desa yang mulai terdampak kekeringan di bulan Oktober 2023.
"Karena sekarang musim kemarau sekarang sangat tidak bisa tebak kapan berakhirnya, melihat dibulan sekarang cuaca masih sangat panas," ucapnya, Kamis (19/10/2023).
Ia menyampaikan, anggaran oleh Provinsi sebesar Rp156 juta untuk dampak musim kemarau Elnino sudah terealisasi semuanya dan sudah habis. "Sebelumnya setiap desa kami mengirim droping air lima kali, per ngirim satu tangki," tuturnya.
Namun, pihaknya sekarang melakukan pengajuan penambahan anggaran terhadap melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sampang, dengan pengajuan sebesar Rp150 juta. "Kita menunggu pengesahan saja, insya Allah bulan ini sudah fix," terangnya.
Dirinya menceritakan, kondisi kekeringan di tingkat kecamatan yang paling ektrim, yaitu kecamatan Karang Penang, Kecamatan Kedungdung, dan kecamatan Sreseh.
"Ketika musim kemarau ini sampai di bulan November hingga Desember, maka kekeringan disetiap desa yang ada di kabupaten Sampang akan bertambah," pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Hoirur Rosikin |
Editor | : Danu Sukendro |
Komentar & Reaksi