SUARA INDONESIA

PP GMKI Gelar Webinar Internasional, Mencari Solusi Belajar di Masa Pandemi

Mohammad Sodiq - 28 February 2021 | 13:02 - Dibaca 2.29k kali
Pendidikan PP GMKI Gelar Webinar Internasional, Mencari Solusi Belajar di Masa Pandemi
Webinar Internasional PP GMKI. (Foto: ist)

JAKARTA - The Impec of Covid-19 Toward Global Aducation System, menjadi topik webinar yang di selenggarakan Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI), Minggu (28/02/2021).

Kegiatan itu melibatkan anak bangsa yang sedang melanjutkan pendidikan tingkat tinggi diberbagai belahan dunia.

Adapun narasumber pada kegitan diskusi virtual tersebut diantaranya Perhimpunan Pelajar Indonesia South Korea Dimas Haris Sean, Perhimpunan Pelajar Indonesia France Nisrina Husna, Indonresian Student In Germany Aldion Tampubolon dan Indonesian Student In Netherland Isten Sweno Tamba.

Sedangkan yang menjadi Keynote Speaker ialah Sekjend Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr. (H.C.) Helmy Faishal Zaini, S.T., M.Si.

Opening speech disampaikan langsung oleh Ketua Umum PP GMKI, Jefri Gultom. Dalam pidatonya, Jefri menjelaskan dampak yang dialami oleh masing-masing negara seperti di bidang ekonomi dan sosio-budaya.

"Tak terlepas bidang pendidikan sekolah, kampus, tempat ibadah dan sarana umum lainnya semua ditutup dan digantikan dengan aktivitas dari rumah dengan menggunakan media online atau E-Learning," ujarnya dalam rilis yang diterima suaraindonesia.co.id, Minggu (28/02/2021).

Platform Learning Management Sytem (LSM) menjadi andalan dalam proses belajar mengajar secara daring yang selanjutnya dunia pendidikan di era networking society menjadi supporting process.

Jefri berharap melalui kiat itu adanya evaluasi serta solusi yang dapat dilakukan guna meminimalisir kendala dan permasalahan yang dihadapi mahasiswa maupun dunia pendidikan Indonesia dan Global.

"Harapan terbesarnya adalah kolaborasi GMKI dengan PBNU, GMKI dengan PPI, GMKI dengan para kader yang ada diluar negri terus berlanjut untuk mewujudkan Indonesia yang dicita-citakan," sebut Mahasiswa Pascasaraja Universitas Indonesia (UI) itu.

Mengutip riset ISEAS 2020, Sekjend PBNU Helmy Faishal Zaini mengatakan hanya 40 persen penduduk Indonesia yang punya akses internet, 69 persen siswa kehilangan akses pendidikan dan pembelajaran. 

"Hanya keluarga mampu yang dimudahkan dengan sistem pembelajaran jarak jauh dan potret pendidikan dimasa pandemi membuka tabir ketimpangan digital yang ada di Indonesia," ujar Helmy.

Dijelaskannya, pendidikan abad ke-21, pendidikan adalah jalan untuk masa depan, namun pendidikan bukan hanya soal kemampuan akademis, karakter, kreativitas dan hal-hal lain yang tak berkaitan dengan ilmu akademis menjadi kelengkapan mutlak yang diperlukan.

"World Econommi Forum mengeluarkan laporan tentang 16 unsur bekal pendidikan seseorang pada abad 21. Dari 16 unsur tersebut, 12 diantaranya tergolong kemampuan belajar sosial dan emosional," pungkasnya.

Dalam pemaparan, para narasumber menyampaikan berbagai penerapan strategi dan upaya efesisensi berjalannya proses pembelajaran di tengan pandemi Covid-19.

Seperti Dimas Haris Sean mengungkapkan bahwa Korea sebagai negara industri benar-benar menjadikan teknologi sebagai budaya dalam proses penerapan pembelajaran.

"Selain itu di Korea telah tersedia Cybniversitier Ues bahkan sebelum Covid-19 muncul," ujar Dhimas.

Sementara, Nisrina Husni menyampaikan pemerintah sangat konsen pada pelajar baik terhadap warganegaranya atau pelajar yang berasal diluar dari negaranya untuk kemudian diberi solusinya.

"Mulai dari tempat tinggal, makanan dan minuman, kesulitan untuk memiliki laptop atau akses intenet hingga psikologinya yang memang sagat terdampak pada negara-negara Eropa," ujar Nisrina.

Lanjut Nisrina, banyak pelajar yang mendapatkan Soutien Financier (bantuan beasiswa) seperti biaya pendaftaran yang dibekukan hingga pelajar yang telah lulus pun tetap mendapat beasiswa 70% dengan program 1 pemuda 1 solusi.

Aldion Tampubolon melalui virtual diskusi yang dilaksanakan GMKI, menjelaskan dampak pandemi Covid-19 terhadap pendidikan di Jerman dan Indonesia sangat mempengaruhi sistem belajar.

"Fasilitas hingga sosio emosional, penegasannya adalah pendidikan vokasi sebagai ujung tombak ekonomi Jerman," ujarnya.

Kemudian, Isten Sweno Tamba mengatakan saat ini tidak sepatutnya mengeneralisir baik buruknya sistem pendidikan sebuah negara karena pandemi Covid-19.

"Namun dalam kondisi yang sulit ini kita harus bersama-sama mencari jalan keluar yang terbaik, dengan sistem yang kontekstual terhadap negara tersebut," ujarnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Mohammad Sodiq
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya