SUARA INDONESIA

Siswa SMP Alami Perundungan, Dispendik Banyuwangi Buka Suara

Muhammad Nurul Yaqin - 16 October 2023 | 17:10 - Dibaca 1.93k kali
Pendidikan Siswa SMP Alami Perundungan, Dispendik Banyuwangi Buka Suara
Kepala Dispendik Banyuwangi, Jawa Timur, Suratno. (Foto: Muhammad Nurul Yaqin/Suara Indonesia)

BANYUWANGI, Suaraindonesia.co.id - Dinas Pendidkan (Dispendik) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, buka suara soal kasus perundungan dan penganiayaan siswa SMP hingga alami retak tulang.

Kepala Dispendik Banyuwangi, Suratno, mengaku telah mendengar kabar itu. Ia membenarkan bahwa insiden perundungan tersebut terjadi di SMP Negeri 4 Banyuwangi.

Ia merasa prihatin dengan kasus yang terjadi. Suratno berharap peristiwa tersebut merupakan yang terakhir terjadi di Banyuwangi.

Kendati demikian, Dispendik berupaya mengambil langkah strategis pascainsiden tersebut. Pihaknya telah melakukan pembinaan kepada para sekolah.

Kepala sekolah dan para guru dikumpulkan untuk me-review ulang sistem penyelenggaraan pendidikan di sekolah tersebut.

"Kami meminta agar membuat sistem layanan pendidikan yang lebih sensitif, sehingga bisa mendeteksi dini (jika ada masalah) di sana," ujarnya kepada wartawan, Senin (16/10/2023).

Dispendik, kata dia, juga memberi pendampingan kepada korban perundungan dan penganiayaan yang menimpa siswa berinisial R (13).

Pendampingan diberikan agar korban dapat melalui masa trauma, sembuh dari dampak kekerasan yang dialami, dan bisa kembali bersekolah dengan aman.

"Sudah kami lakukan pendampingan. Korban sudah kami dampingi agar bisa sampai selesai masa sulitnya," kata dia.

Soal terduga pelaku, lanjut Suratno, dinas pendidikan juga akan mendampinginya karena berstatus siswa dan berusia di bawah umur. Akan tetapi, proses pendampingan bakal didahului dengan koordinasi dengan penegak hukum.

"Untuk terduga pelaku, kami koordinasi dengan aparat penegak hukum, sejauh mana pendampingan bisa kami lakukan. Dinas pendidikan punya satu prinsip, baik korban maupun pelaku, sekolahnya harus tetap dijamin," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, kasus perundungan di sekolah kembali mencuat ke permukaan dengan kejadian tragis yang menimpa seorang siswa SMP. Seorang siswa berusia 13 tahun di Banyuwangi, Jawa Timur, mengalami penganiayaan yang begitu brutal hingga mengalami retak tulang.

Insiden tersebut terjadi di salah satu SMP di Banyuwangi. Korban diketahui berinisial R, menjadi sasaran utama perundungan dari rekan sekelasnya. Kejadian ini terjadi pada Jumat, 13 Oktober 2023.

Ibu korban KY (43) menceritakan, R diduga dianiaya sebanyak dua kali. Pertama di lingkungan sekolah dan kedua di luar sekolah. Terduga pelaku utama dalam perundungan tersebut diketahui berinisial B, teman seangkatan.

Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka parah dan harus menjalani perawatan intensif di RSUD Blambangan. Hasil pemeriksaan medis, korban mengalami retak tulang di tangan kiri. Lalu, sejumlah luka lain di beberapa bagian tubuh. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya