SUARA INDONESIA, JOMBANG - Sekolah Penggerak SMPN 4 Jombang, Jawa Timur, kedatangan tamu dari tiga negara berbeda. Belanda, Tunisia dan Ethiopia. Mereka datang bersama Rutgers Indonesia serta PMI, Rabu 22 November 2023.
Kedatangan rombongan ini untuk melakukan studi banding terkait implementasi pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas (PKRS) yang sudah diajarkan ke siswa di sekolah tersebut. Di tengah lawatan itu, wakil Tunisia mengaku terkesima dengan sambutan dan keramahan orang-orang Indonesia.
Sekolah negeri yang ada di pinggiran Kota Santri ini berada di Desa Banjardowo, Kecamatan Jombang. Lembaga ini merupakan salah satu sekolah yang mengikuti program PKRS yang digalakkan oleh Ruang Temu Generasi Sehat Indonesia (Rutgers).
Kepala SMPN 4 Jombang, Selamet Agus Tri Prasetyo mengatakan, pihaknya menyambut baik kedatangan rombongan tamu itu.
“Tujuan mereka datang untuk studi banding ke SMP Negeri 4 Jombang tentang KRS. Dan menurut mereka, SMPN 4 Jombang ini luar biasa. Karena PKRS-nya maju dan ada banyak inovasi tentang pengajaran PKRS," terangnya.
Agus menuturkan, metode pengajaran PKRS di SMPN 4 Jombang berbeda dengan sekolah lainnya. Metode pengajaran dipilih menggunakan metode yang tidak membosankan.
"Buku setara PKRS kami ubah menjadi game-game pembelajaran yang dibuat oleh para pelajar sendiri. Hal ini yang membuat anak-anak tertarik belajar," tuturnya.
Agus berharap, pembelajaran PKRS di SMPN 4 Jombang bisa ditingkatkan, sehingga para pelajar bisa teredukasi maksimal. “Dan kami bisa diundang ke negara-negara lain untuk melihat pembelajaran PKRS di sana," pungkasnya.
Koordinator Communication and Campaign Rutgers Indonesia Jajat Sudrajat menjelaskan, kunjungannya ke SMPN 4 Jombang adalah untuk belajar bagaimana Indonesia, khususnya Kabupaten Jombang, menerapkan edukasi pendidikan kesehatan reproduksi pada para remaja.
Jajat mengaku, studi banding itu merupakan hal penting saat ini. Karena di sekolah tersebut sudah diimplementasikan pendidikan PKRS pada seluruh peserta didik.
"SMP Negeri 4 Jombang ini memberikan contoh praktik baik, bagaimana sekolah melalui para guru, memberikan edukasi program kesehatan reproduksi secara baik, sesuai dengan situasi dan kondisi di Jombang, serta mendukung para siswa untuk mengembangkan kemampuan dirinya," ujarnya.
Untuk itu, dia menambahkan, perwakilan dari Tunisia, Belanda dan Ethiopia, datang ke sekolah ini untuk belajar menerapkan edukasi tersebut dalam konteks budaya Islam. “Karena beberapa negara ini, seperti Tunisia, dan Ethiopia, juga memiliki masyarakat Islam yang cukup besar jumlahnya," paparnya.
Meriam, salah satu perwakilan dari lembaga asosiasi pendidikan kesehatan reproduksi Tunisia yang berdiri sejak 1995, mengatakan hal yang sama. Ia sengaja datang ke SMPN 4 Jombang untuk mempelajari implementasi PKRS.
Setelah melihat langsung, Meriam mengaku terkejut dengan praktik PKRS di sekolah tersebut. Selain faktor keramahan orang-orang Indonesia, juga dengan pola pengajaran yang diterapkan.
“Kami berterima kasih dari dalam hati, karena sambutan yang hangat ini. Kami juga terkesima dengan pengajaran di sini, di SMPN 4 Jombang," ungkapnya.
Meriam mengatakan, dalam kunjungannya ke SMPN 4 Jombang, ia bisa mendapatkan informasi dan pelajaran yang berharga terkait implementasi PKRS.
"Bahwa di Indonesia sedang berusaha mengajarkan PKRS di sekolah. Dan ini adalah pengalaman yang berharga bagi kami. Mudah-mudahan bisa kami aplikasikan di Tunisia," tuturnya.
Menurutnya, Indonesia dan Tunisia memiliki banyak kesamaan. Konteksnya mirip. Karena sama-sama negara yang mayoritas penduduknya muslim dan budayanya juga tak jauh berbeda.
“Kami juga punya objektif yang sama, sehingga kami tidak sabar untuk bisa menyampaikan ilmu yang kami dapatkan dari kunjungan ini ke dalam aplikasi PKRS di tempat kami," pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi