SUARA INDONESIA

Forsis Bondowoso Gelar Maulid Nabi, Sembari Refleksi Perjuangan Santri

Bahrullah - 14 November 2020 | 11:11 - Dibaca 1.71k kali
Peristiwa Daerah Forsis Bondowoso Gelar Maulid Nabi, Sembari Refleksi Perjuangan Santri
Suasana pelaksanaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan doa bersama untuk keselamatan bangsa yang diselenggarakan DKC Forsis Kabupaten Bondowoso Jawa Timur (Foto: Bahrullah Suaraindonesia).


BONDOWOSO- Dewan Koordinasi Cabang Forum Silaturahmi Santri (DKC Forsis) Kabupaten Bondowoso menggelar Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren 

Darul Ulum, Desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari, Jumat (13/11/2020) malam.

Selain diisi dengan Shalawat Barzanji, forsis juga melakukan refleksi perjuangan kaum santri untuk NKRI, dan dilanjutkan dengan tahlilan dan doa bersama untuk para leluhur, ulama, pahlawan, dan demi keselamatan bangsa di tengah bencana Covid-19.

Ketua DKC Forsis Bondowoso, Yayan Hidayat menyampaikan banyak terima kasih kepada pengasuh Ponpes Darul Ulum yang telah sudi memberikan fasilitas tempat untuk acara kegiatan yang telah terlaksana.

" Kami juga berterima kasih kepada para tokoh agama, dan sejumlah pihak yang ikut menyukseskan kegiatan ini," ucapnya.

Yayan mengungkapkan, Forsis di Kabupaten Bondowoso masih baru. 

" Maka di kegiatan ini, pengurus kabupaten juga menyosialisasikan atau memperkenalkan diri, kepada masyarakat. Bahkan kegiatan ini jadi yang pertama," imbuhnya.  

Dia menuturkan, Forsis akan senantiasa menjalin hubungan baik dengan semua pesantren di Kabupaten Bondowoso. Bahkan siap melakukan pendampingan jika dibutuhkan kapan pun.

Dia mengatakan, keberadaan Forsis tak lain untuk menyokong dan membantu program pesantren. Bukan untuk melangkahi asosiasi alumni pesantren yang telah ada.

" Kami punya kegiatan berbasis pesantren. Baik di bidang pendidikan, entrepreneur, intelektual, digitalisasi dan sebagainya," paparnya.

Sebab kata dia, di era digital ini santri harus punya daya saing. Tak hanya ilmu agama, tapi juga di lini kehidupan yang lain.

"Keberadaan Forsis siap memfasilitasi itu. Siap menggagas pelatihan, atau pendampingan. Selalu berkoordinasi dengan instansi berbasis pesantren," tegasnya.

Dia berharap, peringatan maulid ini bisa menjadi jalan, agar bencana pandemi Covid-19 segera diangkat. "Insyaallah Forsis juga siap membantu pemerintah memerangi Covid-19," terangnya.

Sementara Pengasuh Pondok Pesanteren Darul Ulum, Ustad Abdus Salam menyambut baik ada kegiatan itu, dan menyampaikan banyam terima kasih kepada pemuda yang tergabung dalam Forsis.

 "Semoga ini menjadi awal yang baik, bagi kita semua," jelasnya.

Dia berpesan pada santri dan Forsis pada khususnya, agar meneruskan perjuangan para ulama.

 "Semoga menjadi santri yang menyampaikan ajaran yang sesuai ajaran ahlus sunnah wal jamaah an-nahdliyah," harapnya.

Ketua MWCNU Wonosari Ustad Wasik, saat menjadi narasumber mengatakan, bahwa santri dan ulama jaman dulu sangat nyata memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajah, sehingga pada saat ini masyarakat bisa melaksanakan segala aktivitas dengan tenang dan tentram.

" Kita beribadah, beker, sekolah mencari ilmu sudah tenang tidak ada gangguan dari penjajahan, ini jelas berkat perjuangan kaum santri dan kiai-kiai sepuh yang telah mendahului kita," ujarnya.

Dia menegaskan, kemerdekaan bangsa Indonesia ini bukan merupakan hasil pemberian belanda atau jepang, namun berkat perjuangan asli bangsa Indonesia, salah satunya berkat perjuangan kaum santri.

" Perjuangan santri dan para kiai kita sudah nyata apa yang diberikan untuk bangsa Indonesia, namun kita pada saat ini juga patut kita pertanyakan, apa yang diberikan santri saat ini untuk kemajuan Indonesia," ujarnya.

Dia mengajak, agar santri selalu mempersiapkan diri dan merebut peluang yang bisa diambil oleh kaum santri pada saat ini.

Menurutnya, santri harus berada di segala lini, dan santri harus bisa mengambil peran, sebelum peran-peran penting diambil oleh orang lain yang tidak senafas dengan ajaran santri.

" Jika peran penting tidak diambil santri dan diambil oleh orang yang bukan ahlinya, maka santri akan menjadi korban kebijakan, seperti di dunia pendidikan yang saat ini terjadi, ada wali murid yang melaporkan gurunya. Hal itu terjadi akibat pemeran pengambil kebijakan diisi orang oleh orang yang bukan ahlinya," terangnya.


Katanya, santri perlu belajar menulis agar bisa mengisi di jurnal, media baik cetak maupun online.

" Jika santri tidak bisa menulis dan tidak menguasai media, maka isi media-media itu akan diisi oleh kelompok kelompok yang ajarannya tidak sama seperti kita (Minhum). Jika itu terjadi maka itu sangat bahaya ketika dibaca warga NU," pungkasnya.

Pantauan di lokasi, hadir dalam kesempatan tersebut, Pengasuh Ponpes Darul Ulum KH Abdus Salam, Ketua MWCNU Wonosari Ustad Wasik, Ketua PC PMII, tokoh masyarakat, dan para santri. 

Dalam kesempatan itu, Forsis Bondowoso juga memberikan cendera mata berupa ucapan selamat Hari Santri Nasional 2020, kepada pesantren dan beberapa organisasi alumni pesantren, dan dilanjutkan makan bersama ala santri di pondok pesantren.

Kegiatan Maulid Nabi dan Doa Bersama untuk Keselamatan Bangsa yang diselenggarakan DKC Forsis Bondowoso. Tetap memperhatikan protokol Covid-19, dan membatasi jumlah peserta.



» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Bahrullah
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV