SUARA INDONESIA

Balita di Probolinggo Alami Lumpuh Otak

Lutfi Hidayat - 26 January 2021 | 15:01 - Dibaca 2.72k kali
Peristiwa Daerah Balita di Probolinggo Alami Lumpuh Otak
Balita Pengidap Celebral Palsy dan Epilepsi, Mohammad Bakri dalam Pangkuan Ibunya

PROBOLINGGO - Sekitar 2,5 tahun lamanya balita di Kota Probolinggo, Jawa Timur mengalami lumpuh otak (Celebral Palsy) dan Epilepsi.

Bocah malang itu bernama Muhammad Bakri yang genap berusia 3 tahun pada Maret 2021 nanti.

Putra kedua pasangan suami-istri Syamsul Arifin (35) dan Khoiriyah (25) tahun itu hanya bisa berbaring di ranjang atau bersandar pada pangkuan ibunya.

Sejak mengalami sakit panas dan kejang pada usia 6 bulan, balita itu sering masuk-keluar rumah sakit.

Bakri pun divonis menderita penyakit Celebral Palsy atau lumpuh otak yang mengganggu perkembangan otaknya, selain Celebral Palsy Bakri juga mengidap epilepsi.

"Dulu pernah sakit panas dan kejang, sebulan masuk rumah sakit. Terus di rekam otak atau EEG (Elektroensefalogram-red), katanya Celebral Palsy sama epilepsi," ungkap Khoiriyah, Selasa (26/01/2021).

Ayah Bakri bekerja di bengkel sedangkan ibunya berhenti bekerja di pabrik garmen untuk bisa merawat anak semata wayangnya itu, anak pertama pasutri itu telah meninggal saat lahir prematur

Keluarga itu tinggal di Jl. Mawar RT.04/RW.01 Kelurahan Triwung Lor, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo.

Menurut Khoiriyah, Sejauh ini pengobatan Bakri hanya mengandalkan fisioterapi di Puskesmas Ketapang, terapi itu dilakukan tiga kali dalam satu pekan.

"Dulu kontrol terapi seminggu tiga kali. Tapi sudah satu tahunan tidak terapi lagi," katanya.

Karena keterbatasan biaya, kedua orang tua Bakri kini hanya msngandalkan pengobatan alternatif. 

Sementara bantuan dari pemerintah setempat, dikatakan Khoiriyah hanya datang dari Dinas Sosial (Dinsos) berupa diapers (popok modern-red) dan susu formula.

"Pernah dapat bantuan dari Dinsos, dikasih pampers 2 dan susu 4 kotak. Itu cuma satu kali," jelas Khoiriyah.

Senada, seorang tetangga tak jauh dari rumah balita tersebut, Rahmad mengatakan belum ada bantuan untuk pengobatan Bakri.

"Ga ada ini mas, kalau tetangga ya bantu pas anak itu nangis tengah malam. Tetangga keluar semua untuk menenangkan," ujarnya.

Khoiriyah menceritakan selain pernah mengalami sakit panas dan kejang, ia pernah terjatuh di tempat kerjanya saat sedang hamil Bakri.

Keluarga Muhammad Bakri berharap ada bantuan dari pihak manapun untuk biaya pengobatan anaknya. "Saya berharap Dinkes datang ke sini melihat kondisi anak saya," pungkas Khoiriyah.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lutfi Hidayat
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya