SUARA INDONESIA

Teknologi Mengubah Segalanya, Kini Naik Becak di Tuban Bisa Bayar Non Tunai

M. Efendi - 20 March 2021 | 18:03 - Dibaca 5.00k kali
Peristiwa Daerah Teknologi Mengubah Segalanya, Kini Naik Becak di Tuban Bisa Bayar Non Tunai
Khofifah Indar Parawansa saat meninjau langsung uji KIR dan pembayaran non tunai abang becak di Parkir Wisata Sunan Bonang, (Diah/suaraindonesia.co.id)

TUBAN - Launching sistem pendaftaran online pengujian kendaraan bermotor dan pembayaran non tunai dengan QRIS di Kabupaten Tuban yang di resmikan bersamaan dengan peresmian 3 nama tokoh Jalan Lingkar Selatan (JLS) Tuban, di Parkir Wisata Sunan Bonang Tuban bersama tukang becak yang ditinjau langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama Kepala BI Jatim, Wakil Bupati dan Forkopimda Kabupaten Tuban.

Plt. Kepala Dinas Perhubungan Gunadi mengatakan, dalam rangkaian acara Peresmian 3 nama tokoh untuk JLS, pihaknya juga mengusulkan penggunaan QRIS kepada tukang becak yang ada di Tuban.

“Gagasan ini juga termasuk saya sendiri yang mendorong, karena dari Bank Indonesia (BI) tidak terpikirkan mengarah ke becak dan saya usulkan, lalu saya titipkan pada momen acara peresmian 3 nama tokoh untuk JLS ini sekaligus,” ungkap Gunadi kepada suaraindonesia.co.id saat ditemui ketika meninjau di lokasi Parkir Wisata Sunan Bonang Tuban.

Dikatakan lebih lanjut, Gunadi menjelaskan penerapan QRIS kepada  tukang becak ketika melakukan transaksi ke penumpang tidak dibayarkan tunai, sehingga tarifnya juga jelas. 

“Peziarah Sunan Bonang yang biasanya naik becak, salah satu kemudahan untuk mereka juga mempermudah pembayaran melalui QRIS dan bisa dipesan dari jarak jauh,” terang Gunadi.

Kemudian menurut Gunadi semua tukang becak nantinya akan dibukakan rekening, secara teknis jika ada orang naik becak, dapat tiket 10. Lalu tiket sepuluh itu ditukar, contoh saja Rp 11.000 ditukar 10 tiket jadi 10 x Rp 11.000.

“Nah 1000 rupiah itu untuk paguyuban jika yang Rp 10.000 untuk pemilik becak, brati 10 tiket dikali Rp 11.000 ribu itu akan di transfer ke pemilik becak,” terang pria asal Palang Tuban itu.

Gunadi menambahkan pembayaran tunai itu akan lebih memperlancar, sehingga orang yang mau bayar becak itu tidak menunggu mengeluarkan dompet belum lagi pengembalian uang, pasti menambah kemacetan. Belum lagi ada kenakalan dari tukang becak, tarif Rp 11.000 malah minta Rp 20.000.

“Nanti minta klarifikasi Bank Indonesia Jawa Timur apa itu Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), artinya transaksi non tunai diseluruh sendi kehidupan. Yang jelas transaksi tunai itu lebih identik seperti orang kota, namun kedepan bukan lagi gaya hidup orang kota tapi semua kalangan masyarakat,” imbuhnya.

Selain itu, apakah memungkinkan penggunaannya kepada tukang becak jika memakai hp android, menurut Gunadi hal itu tidak perlu memakai android, namun transaksinya menggunakan rekening bank. Adapun pembayaran kepada pengguna becak cukup dengan pengguna jasa tiket. 

“Tiket ini nanti akan di tukarkan sama tukang becak ke paguyuban, karena yang mengepul itu paguyuban, sehingga pengambilan uangnya juga bukan di bayarkan tunai tapi ditransfer ke rekening yang bersangkutan, kalau dia mau ambil ada fasilitas ATM,” kata dia.

Gunadi berharap, tukang becak di Tuban lebih berhemat, sebab jika uang hasil bekerja mengayuh becak yang biasanya dibayar boleh pelanggan dengan cash, kebanyakan akan langsung digunakan, tetapi jika masuk ke rekening, maka akan lebih bisa terkontrol. 

“Dan proses pencairan tidak menunggu besok atau lusa, jadi yang jelas loket itu kita bagi dua, loket yang satu pemilihan dan satunya loket penukaran. Penukaran itu istilahnya tiket ditukarkan langsung di transfer, dan menunjukkan ATM rekeningnya,” jelas Gunadi.

Sementara itu, Kepala Bank Indonesia (BI) Jawa Timur, Diffi Ahmad Johansyah mengungkapkan launching Qris atau pembayaran non tunai di Tuban ini selain  mempermudah proses pembayaran, disamping itu pelaku UMKM bisa berjualan di e-commerce dan marketplace.

“Ya ini sebuah program digitalisasi sistem untuk memperoleh pembayaran lebih cepat, dari kami juga melakukan pembinaan ke UMKM bagaimana cara penggunaannya lalu mereka bisa berjualan di marketplace, karena di Jawa Timur UMKM sangat banyak, tentunya kabupaten Tuban juga,” tutup Diffi Ahmad Johansyah di Pendopo Krido Manunggal. (DAF/Nang). 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : M. Efendi
Editor : Irqam

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV