PURWOREJO-Pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, bersilahturahmi ke para kiai dan pimpinan pondok pesantren serta tokoh Nahdlatul Ulama yang ada di Kabupaten Purworejo dan beberapa pondok pesantren di Magelang.
Selain silahturahmi PKB Purworejo juga memohon doa, dukungan dan arahan agar di berikan kelancaran dalam menjalankan roda organisasi dan membesarkan PKB di Purworejo.
"Ini silahturahim biasa karena masih suasana Idul Fitri. Ini tentu, pertama tujuannya halal bihalal, meminta maaf atas salah khilaf, baik secara personal maupun kelembagaan," kata Ketua DPC PKB Purworejo, Fran Sudarmadji, kepada kontributor suaraindonesia.co.id pada Minggu (23/5/2021).
Diungkapan, bahwa dirinya baru saja terpilih sebagai Ketua DPC yang baru dalam musyawarah cabang PKB Purworejo yang di laksanakan pada Maret 2021 lalu. Untuk itulah dirinya bersama beberapa orang pengurus DPC yang baru bersilahturahmi kepada para kiai dan tokoh NU sebab PKB tidak terpisahkan dengan para Ulama.
"Kami sengaja merajut dan merekatkan kembali hubungan emosional kultural dgn para kiai dan habaib, wabil khusus para ulama NU. Apalagi disadari, secara politis PKB merupakan anak kandung NU," ujarnya.
Sekretaris DPC PKB Purworejo, Toha Mahasin, menambahkan, bahwa silaturohim itu merupakan budaya dari PKB yang selalu menghormati para kiai dan juga para tokoh NU dengan selalu mengunjunginya.
"Silahturahmi ini tujuannya untuk memohon doa dan juga arahan sehingga dalam menjalankan roda organisasi dapat lebih mudah dan selamat," ujarnya.
Tak hanya itu, dalam bersilaturohim, DPC PKB meminta wejangan, petuah dan doa restu agar perjalanan kepengurusan yang baru itu kedepan diberikan kemudahan langkah dalam membawa partai yang lebih mashlahah untuk rakyat.
"Partai yang terus meningkatkan khidmah pada ulama dan umat, partai yang makin berkembang dari kekuatan tradisi menuju modernitas dan kemashlahatan bagi semua," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Widiarto |
| Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi